Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan bahwa tidaklah bertanggung jawab untuk menuduh pihak-pihak lain "tanpa adanya investigasi atau putusan konklusif".
"Sikap pihak China adalah bahwa kami menentang semua tindakan yang memperbesar atau mengintensifkan konflik," ujarnya kepada para wartawan dalam konferensi pers di Beijing seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (16/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami harap agar kedua pihak bisa menahan diri dan bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas Timur Tengah," imbuhnya.
Sebelumnya dilaporkan, fasilitas minyak Arab Saudi yang bernama Saudi Aramco kembali diserang drone. Serangan drone itu memicu kebakaran di dua lokasi berbeda di dalam kompleks fasilitas minyak Saudi.
Serangan drone (pesawat nirawak) tersebut menargetkan fasilitas minyak di Abqaiq dan Khurais, dua fasilitas utama Aramco yang terletak di wilayah Saudi bagian timur pada Sabtu (14/9) dini hari waktu setempat.
Fasilitas Abqaiq yang berlokasi 60 kilometer sebelah barat daya kantor utama Aramco di Dhahran, merupakan lokasi pabrik pengolahan minyak terbesar milik Saudi Aramco. Sedangkan fasilitas Khurais yang berjarak 250 kilometer dari Dhahran, menjadi lokasi ladang minyak utama Aramco.
Presiden AS Donald Trump pada Minggu (15/9) menuduh Iran berada di belakang serangan rudal atau drone terhadap kilang minyak terbesar di Arab Saudi, walaupun sebelumnya pemberontakHouthi diYaman mengklaim mereka yang melakukan serangan itu.
Dalam cuitan di Twitter, Trump mengatakan "ada alasan untuk percaya bahwa kita tahu pelakunya," dan menambahkan bahwa Washington "sudah siap perang", sambil menunggu informasi lebih lanjut dari Arab Saudi.
Pemerintah Iran membantah tuduhan AS itu dan menyebut Washington berupaya mencari dalih untuk melakukan pembalasan terhadap negara republik Islam tersebut.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini