"Kalau dari DLHK juga kondisi lingkungan masih dalam kondisi sedang. Jadi untuk lingkungan tidak mungkin, untuk saat ini kita mengimbau masyarakat untuk bisa berobat ke puskesmas terdekat," ujar Kepala Dinas Kesehatan Banyuasin Hakim, Senin (16/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil wawancara kami dengan petugas yang menangani karena kena gangguan pernapasan akibat ISPA. Tetapi apakah karena kabut asap atau bukan, tidak bisa kita pastikan," kata Hakim,
Setelah meninggalnya Elsa akibat ISPA, Hakim mengaku akan segera memeriksa seluruh anak. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini mengatakan pihaknya juga masih menunggu hasil analisis rumah sakit. Dia juga menyampaikan dukacita.
"Terkait bayi meninggal di Banyuasin dan diduga karena kena ISPA, kita belum bisa pastikan. Kita juga masih menunggu dari analisis rumah sakit," ucap Lesty Nuraini.
"Tim sudah ke rumah sakit dan ke rumah duka. Nanti kita sampaikan hasil analisis terkait penyebabnya, apakah pemicu ISPA atau tidak ya harus dipastikan lagi, tetapi kami sampaikan duka mendalam," imbuh Lesty.
Elsa Fitaloka, bayi berusia 4 bulan asal Banyuasin, meninggal akibat ISPA pada Minggu (15/9). Dari diagnosis awal, Elsa disebut terkena serangan ISPA.
"Ada bayi meninggal dunia sekitar pukul 18.35 WIB ketika dirawat di rumah sakit. Menurut analisa awal akibat ISPA," ucap anggota BPD Dusun III, Talang Buluh, Banyuasin, Agus Darwanto, saat dimintai konfirmasi lewat telepon, Minggu (14/9).
Elsa pun sempat diminta dirujuk ke RS Muhamad Hoesin, Palembang, tapi saat itu tidak ada kamar kosong. Elsa mulai mengalami sesak napas bersamaan dengan kabut asap tebal yang terjadi pada malam hari sebelumnya.
"Diagnosa awal dokter bilang kena ISPA, Elsa juga kemarin memang sesak napas. Itu bersamaan saat kabut asap kemarin tebal sekitar pukul 23.00 WIB," ujar Agus.
Selain itu, dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr Feni Fitriani Taufik, SpP(K), menegaskan bayi dan balita termasuk kelompok yang rentan terkena serangan infeksi saluran pernapasan akibat kabut asap.
"Ada kelompok yang paling rentan, bayi, balita, orang tua, wanita hamil, dan orang yang sudah ada kelainan yang lama di paru-paru dan jantung. Keduanya itu kan yang dipengaruhi oksigen," jelasnya kepada detikcom, Senin (16/9).
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini