Kabid Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Wahyu Kusumastuti, mengatakan angka tersebut diperoleh dari pantauan di 28 titik dari hulu hingga hilir Bengawan Solo.
"Status mutu air Bengawan Solo saat ini 27 persen dalam kelas tercemar berat. Sisanya ada yang tercemar ringan, ada yang tidak tercemar," kata Wahyu saat dihubungi detikcom, Jumat (13/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di perbatasan Solo-Sukoharjo juga ditemukan pencemaran. Diduga aliran sungai tersebut tercemar limbah alkohol dari industri etanol berskala kecil.
"Tugas kami hanya melakukan monitoring dan evaluasi. Mengenai sumber pencemaran sampai penindakan nanti ditangani pemerintah daerah," katanya.
Menurutnya, kondisi air sungai yang menjadi pekat oleh limbah merupakan fenomena tahunan. Namun kondisi tahun ini merupakan yang terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Memang tahun ini paling parah. Karena tahun ini kemaraunya agak panjang dan kering. Di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri pun tidak ada air," katanya.
Senin (16/9) pekan depan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengundang seluruh pemangku kepentingan untuk membahas pencemaran Bengawan Solo di Jawa Tengah. BBWSBS, Dinas Lingkungan Hidup dan pabrik-pabrik di daerah aliran Bengawan Solo akan diundang.
"Kami belum tahu nanti apa saja yang akan dibahas. Tapi kami siap memaparkan titik-titik mana saja yang tercemar," pungkasnya.
Simak juga video "Tips Minimalisir Pencemaran Lingkungan Akibat Pakaian" :
(bai/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini