"Keracunan bermula saat warga mengkonsumsi makanan di acara tahlilan seratus hari warga di Bojonggaling, Warungkiara, sekitar pukul 20.00 WIB, Selasa (10/9). Tengah malam warga langsung merasakan gejala sakit perut, pusing dan mual," kata Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi kepada detikcom di RSUD Sekarwangi, Cibadak, Kamis (12/9/2019).
Selain itu, Nasriadi menjelaskan, keluarga yang menggelar tahlilan menghantarkan makanan ke rumah-rumah warga yang berhalangan datang. "Saat itu selain mengundang tetangganya, keluarga yang punya acara juga menyiapkan makanan yang dimasak sendiri. Nasi uduk, telur dan kuah rendang. Ada masyarakat yang makan di lokasi ada yang diantar ke rumah," tutur Nasriadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu mengalami gejala keracunan, warga sempat berobat ke Puskesmas Bantargadung. Namun karena jumlahnya terus bertambah, korban keracunan itu dirujuk ke RSUD Sekarwangi dan Palabuhanratu.
"Ada keterangan dari warga katanya telurnya berbau, tapi kan belum bisa kita pastikan apakah memang telur itu yang kemudian membuat warga keracunan massal," ucapnya.
"Kita sudah meminta keterangan pihak keluarga yang menggelar tahlilan, sampel makanan kita kirim ke lab Dinkes Jabar. Kita lihat kandungan makanan tersebut, apa yang sebenarnya mengakibatkan keracunan massal itu," ujar Nasriadi menambahkan.
Dua orang meninggal yaitu Rendi (9) dan Dewi Agung (37). Nyawa keduanya tak tertolong selagi menjalani perawatan di rumah sakit.
"Untuk jumlah korban keracunan sampai saat ini 142 orang. Kemungkinan bertambah, karena ada warga dari luar wilayah yang diduga juga menyantap makanan tersebut. Kita sarankan bagi yang mengalami gejala mual, muntah dan pusing untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit," tutur Nasriadi.
Menurut Nasriadi, keluarga yang menggelar tahlilan juga menyantap makanan yang sama seperti dikonsumsi warga. Akibatnya anggota keluarga tersebut mengalami keracunan. (sya/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini