"Beliau itu kalau ada sesuatu panggil. Misalnya kaya kemarin ramai reklamasi, saya dipanggil Pak Habibie. 'Anies yang dihadapi tuh besar lo, Nies, kamu hati-hati. Ini raksasa lo, kamu hati-hati'. Jadi dia mengatakan itu sebagai ayah. 'Saya ini ayahmu. Kamu anak saya. Kamu hati-hati'. Beliau mengkhawatirkan sekali nanti terjadi sesuatu, dipanggil khusus," kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (12/9/2019).
Anies mengatakan Habibie selalu peduli terhadap masalah bangsa. Namun kepeduliannya tidak ditampakkan di depan publik.
"Jadi poin saya adalah, dia itu peduli. Beliau itu tidak diam, tapi tidak muncul di publik. Tidak ada pernyataan sebagai negarawan. Beliau membatasi mana harus bicara di depan umum, mana privat," jelasnya.
Selain itu, Anies mengatakan bukan hanya dia yang dipanggil oleh Habibie. Menurutnya, banyak orang yang ikut dipanggil secara pribadi oleh Habibie.
"Beliau orang yang tidak pernah berhenti peduli soal Indonesia. Apakah saya satu-satunya yang dipanggil? Tidak. Banyak orang dipanggil oleh Pak Habibie dan ngobrol," tuturnya.
Anies juga menjelaskan sikap Habibie yang demokratis. Berbeda dengan pemerintahan sebelumnya, menurut Anies, kebebasan berpendapat sangat dijunjung oleh Habibie.
"Lihat Pak Habibie reaksi beliau ketika mengalami era kebebasan. Era sebelumnya orang mengkritik ditangkap. Di Pak Habibie mengkritik dibiarkan. Bahkan mencaci maki pun dibiarkan. Yang mencaci maki dijawabnya pakai apa? Senyum pula. Ini pelajaran tentang kematangan pribadi seorang demokrat tulen, seorang negarawan tulen," jelasnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini