"Peralatan saja untuk pembuatan 1 pelintasan full atau lengkap seperti yang sebelumnya terpasang di Jalan Nias sekitar Rp 700 juta. Belum biaya operasional tiap bulannya," jawab pejabat Humas PT KAI Daop 7 Madiun Ixfan Hendriwintoko saat dimintai konfirmasi detikcom, Kamis (12/9/2019).
Menurut Ixfan, untuk pos JPL standar dari KAI yang dibutuhkan antara lain petugas jaga tiga shift dibutuhkan empat orang tiga dinas. Dan seorang untuk perwakilan pas libur. Aliran listrik PLN dan solar cell untuk backup pas mati lampu. Lalu palang pintunya dua sisi lengkap dengan motor penggeraknya.
Selain itu, dibutuhkan atribut perlengkapan, seperti apar, kotak obat, dan obat-obatan. Air sumur bor/PDAM, biaya sertifikasi SDM dan pembinaannya, perawatan bangunanya, seragam petugas dan perlengkapan operasional bendera merah, kuning, verboden setop dua sisi. JPL diperuntukkan buat pelintasan sebidang yang masih menggunakan sistem semi-otomatis.
"Kalau petugas jaga ini gaji menyesuaikan UMK, nah di Blitar berapa. Jadi untuk gaji dan biaya operasional, termasuk listrik buat satu JPL itu, kami biasanya sekitar Rp 100 juta per tahun," ungkapnya.
Tak hanya itu, biaya sertifikasi petugas jaga pelintasan Rp 500 ribu tiap empat tahun sekali dilakukan sertifikasi ulang.
Dishub Pemkot Blitar sebenarnya meminta waktu satu bulan untuk memasang peralatan pengganti. Namun pihak PT KAI telah mencabut palang pintu lintasan itu sejak Rabu (11/9/2019) siang. Dishub Pemkot Blitar berencana mengajukan anggaran Rp 1,2 miliar.
"PT KAI menyatakan, sesuai aturan, tidak boleh ada dua pelintasan. Sejalur dengan ini kan memang ada di Jalan Sumatera dan Jalan Nias. Tapi untuk bollard beton, sirene, sama lampu peringatan masih dipasang sampai kami siapkan semuanya. Ini kami rencanakan ajukan anggaran Rp 1,2 miliar," ucap Kadishub Pemkot Blitar Priyo Suhartono.
Pencabutan sarana pengamanan di lintasan sebidang Jalan Nias ramai diperbincangkan netizen. Mereka banyak yang mengecam tindakan protes warga Jalan Nias atas pemasangan bollard beton. Walaupun ada juga yang menilai PT KAI terkesan mau menang sendiri.
Seperti posting-an Budhhi Samana di medsos grup lokal yang menulis "ucapan selamat kepada warga yang protes, sehingga Jalan Nias sekarang bebas merdeka".
Sementara itu, beberapa tindakan langsung dilakukan Dishub Pemkot Blitar, di antaranya memasang rambu-rambu peringatan dan pengamanan. Selain itu, selama tiga hari ke depan, petugas dishub akan berjaga dan melakukan sosialisasi pengamanan kepada pengendara yang melewati lintasan jalur sebidang di Jalan Nias. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini