Berdasarkan data PDAM Surya Sembada, ada 60 ribu pelanggan yang terdampak, yakni di kawasan Gubeng, Ngagel Bilka, Jalan Raya Darmo, Basuki Rahmat, Yos Sudarso, Jalan Sedap Malam, Nias, Ambengan, Undaan, Pasar Atom, Pegirian, Wonosari, Wonokusumo, dan Ujung.
Warga yang tidak memiliki lagi pasokan air setelah menyimpan persediaan selama dua hari mulai kelimpungan. Mereka tidak mandi dan kesulitan melakukan aktivitas. Bukan hanya warga, gedung perkantoran dan rumah sakit yang dialiri jalur utama pipa Ngagel tidak mendapat pasokan air.
Salah satunya warga Gubeng Masjid, Ny Hifa Firiyana (36). Dia mengaku sebagian keluarganya terpaksa tidak mandi lantaran airnya tidak mengalir.
"Anak saya tidak mandi tadi pagi, tapi dia tetap berangkat sekolah. Karena takut pelajarannya ketinggalan," terang wanita yang bekerja di gedung perkantoran Jalan Yos Sudarso itu.
Hal senada diungkapkan seorang dokter yang bertempat tinggal di Jalan Kapuas, Surabaya. Spesialis ortopedi ini mengaku dua hari ini mengandalkan tandon air berkapasitas 3.000 liter.
"Tapi karena air tak kunjung menyala, akhirnya kita membeli tangki air. Takut tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Saya mendatangkan air dari luar kota, karena tidak bisa akhirnya kami membeli di Kedurus," kata dr Ketut Martiana SpOT kepada detikcom.
Bahkan, jelas dia, tempatnya berpraktik di Rumah Sakit Katolik St Vincentius a Paulo atau RKZ membatasi penggunaan air.
"Rumah-rumah sakit yang terdampak harus membeli tangki air untuk melancarkan aktivitas kedokteran," tambahnya.
Hingga pukul 12.00 WIB, pasokan air ke pelanggan yang dilintasi pipa belum juga mengalir.
Tonton juga video 50 Drum Limbah Nyaris Cemari Air PDAM Semarang:
(fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini