Ajakan tersebut disampaikan Gubernur Khofifah saat menerima ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur di ruang kerjanya di kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan, Surabaya.
"Lebih dari 6.000 pesantren yang ada di Jatim merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan sumber daya ekonominya. Khusus OPOP pesantren memerlukan pendampingan pemilihan produk, pengembangan keterampilan, teknologi pengolahan, penguatan modal, pendampingan serta akses pasar. Mereka punya kekuatan yang cukup besar untuk didorong dalam peningkatan kemandirian ekonomi sebagaimana yang dapat dilakukan oleh Pesantren Sidogiri, Pasuruan," ujar Khofifah, Selasa (10/9/2019).
Khofifah mengaku berharap ISEI bisa membantu perluasan kemandirian ekonomi pesantren, yakni dengan mempertemukan pihak pesantren yang memiliki produk unggulan dan andalan dengan mitra strategis yang bisa meningkatkan keterampilan, permodalan, sampai dengan pertemuan dengan para buyer. Secara khusus OPOP perlu pengembangan dalam pendampingan petik, olah, kemas, jual produk-produk yang dihasilkan oleh pesantren.
"Bagaimana agar mereka sering disertakan mengikuti forum temu bisnis, mengikuti misi dagang, sehingga makin sering bertemu buyer sehingga update jenis produknya terus terasah sesuai kecenderungan permintaan pasar. Untuk itu, peran ISEI dalam pengembangan OPOP sangat diperlukan," kata orang nomor satu di Jatim ini.
Khofifah mencontohkan pesantren yang mampu menghasilkan produk keripik singkong hingga 20 ton per hari. Produk tersebut dijual ke pasar tetapi produk tersebut masih sangat standar, misalnya dapat diolah dengan tambahan aneka rasa cokelat, keju, strawberry, orisinal, dan sebagainya. Packaging-nya juga bisa dibantu dengan aluminum foil, sablon, atau stiker dengan desain yang bagus serta mesin perekat yang kuat. Dengan begitu, produknya bisa memiliki nilai tambah lebih besar.
"Petik, olah, kemas, jual menjadi semangat dalam mengembangkan produk OPOP," ujar Khofifah.
Sementara itu, Ketua ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jatim Eko Purwanto mengatakan ISEI Jatim memasuki kepengurusan periode yang baru. Dalam kepengurusan tersebut, dirinya akan melibatkan akademisi, bisnis atau pelaku usaha, dan pemerintah.
"Pada pesan Ketua Umum ISEI dikatakan bahwa ISEI tidak akan sukses kalau hanya akademisi saja, tetapi perlu melibatkan pebisnis atau pelaku usaha serta government. Representasi dari Pemprov Jatim untuk masuk kepengurusan ISEI Jatim diperlukan," kata Eko.
Terkait pengembangan OPOP, dirinya mengaku pihaknya ikut mendukung program OPOP di Jatim.
"Kebetulan di kepengurusan ISEI ada yang mengurusi kreativitas dan pemasaran produk-produk. Maka dari itu, fungsi ini bisa sejalan dengan program OPOP," tambah Eko. (fat/fat)