"Kalau dialog begitu kan separuh-separuh. Orang yang dimaksud anak-anak itu harus ada konsep yang jelas, duduk bersama semua perwakilan duduk bersama gimana mau Papua ke depan," kata Freddy Numberi dalam diskusi 'Papua dalam Dialog' di Sekretariat PMKRI, Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (7/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya saya katakan Papua terdiri dari 7 budaya tidak mungkin hanya satu saja, karena itu akan menimbulkan konflik di mereka sendiri. Biarkan tumbuh dari bawah di antara kelompok itu Mamta bicara, kita di Mamta butuh apa, Saireri, Bomberai, Domberai, Lapogo, Meepagi, Ha-amin bicara, mau apa," tuturnya.
Selain itu, Freddy menyebut pemerintah juga perlu melalukan evaluasi terhadap sistem otonomi khusus di Papua. Freddy menilai selama ini pengawasan terhadap sistem otonomi khusus di Papua itu dirasa masih kurang.
"Ini yang membuat selalu bertanya. Kita tahu juga otonomi khusus banyak yang tidak terlaksana dengan benar. Jangan hanya salahkan daerah, pusat juga harus introspeksi diri apa yang belum kita lakukan dalam konteks pengawasan dan pendampingan. Tidak boleh saling menyalahkan semua harus fair," ujarnya.
Karena, Freddy menilai program-program pemerintah untuk Papua belum menjangkau semua elemen masyarakat di Papua. Untuk itu, Freddy berharap pemerintah baik pusat atau daerah melalukan evaluasi.
"Uang begitu banyak yang keluar tapi mereka tidak merasakan apa-apa sekolah saja susah, kesehatan susah. Tentu ini timbul pertanyaan kita. Pemerintah baik dari pusat dan daerah harus koreksi diri gimana ke depannya," kata Freddy.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini