Meski tidak ada korban jiwa, namun aksi tawuran sudah sangat meresahkan warga. Kapolres Jakarta Selatan Kombes Bastoni Purnomo menyebut, tawuran di lokasi tersebut sudah menjadi sebuah tradisi di masyarakat.
"Jadi ini memang sudah menjadi semacam tradisi," kata Kombes Bastoni saat dihubungi detikcom, Sabtu (7/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyebabbnya faktor sejarah, faktor saling ejek di medsos juga. Mereka saling ejek, kemudian saling lihat-lihatan sehingga timbul tawuran," lanjut Bastoni.
Tawuran yang terjadi melibatkan dua kelompok warga di kampung yakni di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan dan Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat. Terakhir, tawuran yang terjadi pada Rabu (4/9) sempat membuat perjalanan KRL terganggu.
Polisi dan TNI pun melakukan penyisiran di lokasi tawuran di kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan. Di lokasi tersebut polisi mengamankan 4 orang yang setelah dites urine positif mengonsumsi narkoba.
"Dapat empat orang dicek urine positif, tetapi masih kami periksa apakah mereka terlibat dalam tawuran atau tidak," imbuh Bastoni.
Selain itu, polisi juga mengaktifkan posko gabungan lintas sektoral di perbatasan Jaksel dan Jakpus yang menjadi lokasi tawuran tersebut. Di posko tersebut, ditempatkan personel untuk mengawasi pergerakan masyarakat setempat.
"Kita bikin posko gabungan Polres-Polsek, Satpol PP, Pokdar Kamtibmas, termasuk anggotanya dari Muspika Tebet dan Menteng itu sebagai pusat mediasi dan informasi kalau ada isu pergerakan masyarakat yang mau tawuran," tandasnya.
Halaman 2 dari 2