Aktor Intelektual Rusuh Papua juga Incar Perhatian Sidang HAM Jenewa

Aktor Intelektual Rusuh Papua juga Incar Perhatian Sidang HAM Jenewa

Jefrie Nandy Satria - detikNews
Jumat, 06 Sep 2019 15:29 WIB
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo (Jefri/detikcom)
Jakarta - Polri terus mendalami dan memetakan aktor intelektual di balik rusuh di Papua dan Papua Barat. Aktor intelektual dari pihak dalam negeri dan luar negeri tersebut mengincar perhatian sidang HAM di Jenewa, Swiss, dan Sidang Umum (Sidum) PBB di New York melalui isu kerusuhan di Papua.

"Yang mendesain ini tidak hanya di dalam negeri tapi luar negeri juga. Karena targetnya mereka tetap agenda internasional menjadi perhatian dari kelompok tersebut. Tanggal 9 September akan dilaksanakan sidang HAM di Jenewa. Kemudian tanggal 23-24 September ada Sidang Umum PBB di New York," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (6/9/2019).

Dedi mengungkapkan para aktor intelektual tersebut mendesain berbagai isu negatif terkait Papua agar Sidang HAM di Jenewa dan Sidang Umum PBB menyoroti dan membahas Papua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Agenda setting itulah yang akan mereka desain memunculkan isu-isu Papua, isu tentang HAM, isu kerusuhan, isu rasisme. Itu diangkat kelompok tersebut meski dalam agenda tersebut nggak ada agenda tentang itu," katanya.


Polisi mengatakan kerusuhan di Papua-Papua Barat akan diusut tuntas. Hal itu agar kerusuhan seperti ini tidak terjadi lagi di masa mendatang.

"Polisi menegaskan akan mengungkap secara tuntas kerusuhan Papua karena ini juga sebagai trigger. Kalo nggak tuntas, nanti akan terjadi lagi kejadian seperti ini," tuturnya.

Selain mengincar 2 agenda internasional tersebut, para aktor intelektual merencanakan kerusuhan di Papua terjadi hingga 1 Desember. Diketahui, 1 Desember merupakan hari yang dikenal oleh organisasi separatis di Papua sebagai Hari Papua merdeka.

"Kalau di dunia internasional dia mengambil setting Sidang Umum PBB. Kalau di dalam negeri dia mengambil setting tetap mendesain kerusuhan ini sampai 1 Desember. Satu Desember kamu tahu kan 1 Desember ada kegiatan apa, ya itu harus betul-betul diantisipasi secara maksimal," paparnya.


Sebelumnya diberitakan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut tokoh separatis Benny Wenda memanfaatkan situasi kerusuhan yang terjadi di Papua. Tito menyebut Benny akan mengangkat isu kerusuhan Papua di rapat Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR).

"Benny Wenda main, ya mereka mau ngejar dalam rangka apa? Kejar dalam rangka tanggal 9, itu ada rapat Komisi HAM di Jenewa. Jadi mereka sengaja agar bikin rusuh segala macam agar di sana ada suaranya Papua rusuh, tanggal 9 itu," kata Tito saat konferensi pers di RS Bhayangkara, Abepura, Papua, Kamis (5/9).


Simak Video "Wiranto Beberkan Konspirasi Benny Wenda dengan Aktor Lokal Papua"

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 2
(nvl/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads