"Marah karena pesan WA (WhatsApp). HP-nya direbut, WA-nya dihapus sama dia," ujar Sopiandi di Polsek Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (30/8).
Sopiandi ingin melihat pesan yang masuk ke ponsel istrinya di waktu yang larut tersebut. Namun istrinya menolak dan memintanya tidak ikut campur.
"(Saya lihat) isinya pesan, pas saya mau baca, HP-nya direbut. Pesannya dihapus. Pas saya tanya 'kenapa dihapus', 'bukan urusan kamu', katanya. 'Kenapa? Kan saya suami kamu', dia bilang 'bukan urusan kamu'. Akhirnya saya kalap, langsung saya tusuk," ujar Sopiandi.
Setelah membunuh istrinya, Sopiandi mencoba membuat alibi dengan mengantarkannya ke Rumah Sakit Grha Kedoya, Jakarta Barat. Setelah itu, ia berusaha melarikan diri, tapi dapat ditangkap jajaran Polsek Kebon Jeruk tak jauh dari rumah sakit. Ia pun kini menyesal telah membunuh istrinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait siapa yang mengirim pesan ke telepon Siti Rodiah sebelum pembunuhan terjadi, Kapolsek Kebon Jeruk Erick Sitepu menyebut pihaknya masih mencari tahu.
"Penyidik sedang minta ke operator untuk membuka data handphone si korban, karena keburu dihapus sama korban. Kita berencana untuk memeriksa saksi yang menghubungi korban pada saat kejadian, sehingga menjadi pemicu pelaku meledak amarahnya dan melakukan perbuatannya," ujar Erick.
"Sebetulnya kita belum tahu juga apakah memang ada orang ketiga atau tidak, apakah itu hanya pemikiran pelaku saja atau tidak. Dia juga belum melihat pesannya, dia hanya menduga kalau orang yang menerima pesan malam-malam, kejadiannya juga sekitar pukul 02.30 kan, jadi menduga yang mengirim pesan itu (ada hubungan dengan korban). Padahal bisa saja kan SMS berhadiah atau apa," imbuhnya.
Halaman 2 dari 2