Ternyata Mbah Misem Sempat Disekap Cucunya yang Bunuh 4 Saudara

Temuan 4 Kerangka Manusia di Banyumas

Ternyata Mbah Misem Sempat Disekap Cucunya yang Bunuh 4 Saudara

Arbi Anugrah - detikNews
Kamis, 29 Agu 2019 19:53 WIB
Tersangka pelaku pembunuhan 4 saudara sendiri di Banyumas -- Foto: arbi anugrah
Banyumas - Fakta baru terungkap terkait kasus pembunuhan 4 korban bersaudara yang ditemukan sudah menjadi kerangka di Banyumas. Polisi memperoleh informasi tambahan dalam proses penyelidikan, yakni Misem (76), ibu dan nenek dari para korban sempat disekap oleh pelaku pembunuhan.

Empat pelaku yakni Saminah, anak kedua Misem. Dia beraksi bersama tiga anaknya, Saniah Roulita alias Sania (37), Irfan Firmansyah alias Irfan (32), dan Achmad Saputra alias Putra (27).

Sedangkan korban yakni Supratno (51) anak pertama Misem, Sugiono (46) anak ketiga, Heri Sutiawan (41) anak kelima, serta cucu Misem, Vivin Dwi Loveana alias Pipin (22) yang merupakan anak dari Supratno. Usai kejadian pada Oktober 2014, jenazah keempat korban dikubur di belakang rumah Misem,
di Grumbul Karanggandul, Pasinggangan, Banyumas. Keempatnya dihabisi saudaranya sendiri karena konflik warisan.

"Update informasi dari hasil penyelidikan bahwa memang ternyata sebenarnya saudara Misem ini sempat disekap oleh kedua cucunya itu, saudara Irfan dan saudara Putra yang merupakan pelaku utama dari kejadian ini," kata Kanit Reskrim Polres Banyumas, Ipda Rizqi Adhiansyah Wicaksono kepada wartawan, Kamis (29/8/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Rizqi menjelaskan, saat kejadian pembunuhan, Misem sudah dipindahkan ke rumah anak keduanya, Saminah, yang berjarak sekitar 5 meter. Waktu itu Misem mendengar suara tangisan dan teriakan dari para korban yang saat itu baru berjumlah dua orang, yakni korban pertama Sugiyono dan korban Supratno.

"Karena Ibu Misem yang sudah dipindahkan ke rumah Bu Saminah itu mendengar tangisan dan teriakan dari para korban sehingga dia curiga. Ketika curiga dia mencoba masuk melalui pintu samping (ke rumahnya), namun sudah ketahuan oleh saudara Irfan," jelasnya.

"Ketika ketahuan, ditutup mulut dan mukanya oleh saudara Irfan. Sempat giginya copot satu, mungkin karena itulah dia syok lalu pingsan, (lalu) digotong oleh Irfan dan saudara Putra menuju ke kamarnya," ucapnya.

Setelah itu, lanjut Rizqi, Irfan berniat untuk ikut menghabisi nyawa neneknya tersebut. Bahkan sempat terjadi perdebatan antara Irfan dengan Putra, dimana Putra menolak Irfan agar tidak menghabisi nyawa neneknya itu dengan alasan jika seluruh keluarganya hilang, maka tetangganya akan lebih curiga dan mencari-cari.

"Namun saudara Putra menolaknya, kemudian memanggil ibunya (Saminah). Ketika memanggil ibunya akhirnya ibunya juga menolak karena itu merupakan ibu kandung dari saudari Saminah. Makanya tidak jadi, dan langsung dibawa kembali oleh Saminah ke rumahnya," ujarnya.


Rizqi mengakui jika pihaknya sejak awal penyelidikan mengalami kesulitan. Pasalnya Misem tidak mau menceritakan apa yang terjadi, karena diduga merasa terancam sehingga tidak mau memberikan informasi.

"Kenapa sejak awal kita kesulitan, karena Ibu Misem merasa terancam sehingga tidak mau mengeluarkan pernyataan, maupun informasi kepada kami," jelasnya.

Informasi tersebut baru terkuak saat prarekonstruksi yang dilakukan pada Rabu (28/8) kemarin.

"Selama lima tahun ini tahu, hanya karena disekap dan diancam, sehingga dia tidak mau menyampaikan kepada keluarganya termasuk pada Edi (anak keempat)," tuturnya.


Hampir selama lima tahun ini, berdasarkan keterangan Irfan dan Putra kepada polisi, Misem tidak pernah menanyakan peristiwa tersebut karena takut dengan ancaman mereka. Bahkan, Misem sendiri tidak tahu jika korban dikubur di belakang rumahnya sendiri.

"Pelaku menyampaikan bahwa Misem mengetahui terkait masalah pembunuhannya, tapi tidak mengetahui bahwa mayat-mayatnya dikubur di belakang (rumahnya), setahu dia mayat-mayatnya sudah dibuang. Dia posisi benar-benar tidak tahu," imbuh Rizqi. (skm/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads