Jayapura Membara, Wiranto Lempar Pesan Tolak Adu Domba

Round-Up

Jayapura Membara, Wiranto Lempar Pesan Tolak Adu Domba

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 29 Agu 2019 21:37 WIB
Aksi demo berujung kericuhan terjadi di Jayapura, Papua. (Antara Foto/Dian Kandipi)
Jakarta - Kondisi Papua masih memanas. Seusai penyerangan aparat TNI-Polri di Deiyai, demonstrasi berujung kerusuhan terjadi di Jayapura.

Tindakan anarkis dilakukan massa pengunjuk rasa yang menyuarakan anti-rasisme. Massa bergerak memenuhi jalan Kota Jayapura, Kamis (29/8/2019).

Massa pagi tadi berkumpul di Waena, Jayapura. Mobil Dandim ikut terkena lemparan batu. Massa juga ada yang bergerak ke arah kawasan kantor gubernur di Dok 2.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari hasil sementara dari informasi di lapangan, diketahui massa sudah melakukan aksi pembakaran dan perusakan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.





Tindakan anarkis massa, disebut Dedi, juga dilakukan dengan merusak sejumlah mobil dinas TNI-Polri, merusak mobil-mobil di sepanjang jalan yang dilewati massa, serta membakar belakang kantor MRP.

"Jaringan komunikasi sementara sebagian terputus," ujar Dedi.

Menko Polhukam Wiranto sudah menerima laporan mengenai kondisi terbaru di Jayapura. Wiranto menyesalkan tindakan anarkistis yang merugikan.

"Hari ini saya juga mendapat laporan demo yang berjalan di Abepura ke Jayapura sudah membakar gedung MRP, ya menjebol rumah tahanan," kata Wiranto di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (29/8).

Wiranto mengingatkan aparat keamanan agar bertindak persuasif dalam menghadapi massa pendemo. Senjata dengan peluru tajam, ditegaskan Wiranto, tidak boleh digunakan.





Masyarakat diminta tidak terpancing provokasi. Masyarakat juga diminta tidak mempercayai hoax yang beredar.

"Saya meminta sebenarnya kesadaran masyarakat terutama masyarakat Papua dan Papua Barat, jangan samai kita mau diadu domba. Jangan sampai kita mau diprovokasi oleh pihak lain," tuturnya.

Selain itu, Wiranto menegaskan tidak perlu lagi ada tuntutan referendum bagi Papua. Papua adalah bagian dari NKRI.

"Tuntutan referendum. Saya kira sudah tidak pada tempatnya. Tuntutan referendum itu saya kira tidak lagi harus disampaikan, karena apa? NKRI ini sudah final," ujar Wiranto.
Halaman 2 dari 2
(fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads