Peluncuran buku 'Akal Sehat' karya Bamsoet dilakukan di Posko Bamsoet, Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2019). Acara juga dilanjutkan dengan bedah buku oleh Rohaniwan Romo Benny Soesatyo, cendekiawan muda Yudi Latif, politikus PDIP Maruarar Sirait, serta beberapa kader Partai Golkar.
"Judul 'Akal Sehat' ini sengaja saya pilih karena momentumnya sangat tepat. Bangsa ini sedang diuji akal sehatnya, kita hampir saja pecah dan terpecah belah saat kita memasuki pilpres dan pileg sampai berakhir di MK hampir kita terbelah. Karena banyaknya orang pintar yang rajin memproduksi hoax sehingga kehilangan akal sehatnya," ujar Bamsoet saat peluncuran bukunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bamsoet mengatakan bangsa Indonesia sedang diuji persatuannya pada saat Pemilu 2019. Namun ia menilai Indonesia telah mampu melawati ujian tersebut.
"Bangsa ini tengah diuji dan alhamdulillah saya nyatakan lulus bangsa kita dengan baik tinggal satu acara ritual lagi yang akan dilaksanakan dalam seluruh agenda pemilu 5 tahunan ini, yaitu pelantikan presiden dan anggota legislatif yang baru. Begitu dilantik, maka selesailah acara lima ritual 5 tahun kita sebagai agenda nasional," ujar Bamsoet.
![]() |
Lebih lanjut, Bamsoet mengatakan buku 'Akal Sehat' juga memaparkan kondisi demokrasi di Indonesia. Menurutnya, demokrasi harus dipertahankan sehingga tidak hanya bergantung pada angka.
"Sekarang ini saya yakin dan percaya kita yang terpilih dan berjuang dalam pemilu itu tidak lagi bisa menjual, tidak lagi hanya visi-misi, sudah nggak laku. Mungkin 10, 15 tahun yang lalu rakyat mempertimbangkan ini wakil rakyat yang pintar dan bisa kita percaya membawa aspirasi kita. Sekarang sudah tidak lagi," tuturnya.
"Bukan lagi melihat sosok kita, tapi melihat apa yang kita tawarkan. Mereka mewacanakan 'NPWP' (nomor piro wani piro). Apakah ini yang akan kita pertahankan ke depan?" imbuh Bamsoet.
Bamsoet pun berharap buku 'Akal Sehat' bisa menjadi perenungan untuk masyarakat. Dia juga mengatakan apakah demokrasi tersebut akan dipertahankan atau tidak.
"Jadi akal sehat menantang kita untuk merenung dan merefleksi kembali perjalanan demokrasi kita. Apakah kita pertahankan demokrasi ini atau tidak," katanya.
Sementara itu, Romo Benny mengatakan buku 'Akal Sehat' ini mengajarkan untuk melihat apakah politik apakah memiliki akal sehat atau tidak. Menurutnya, Bamsoet dalam buku tersebut juga bertanya di mana akal sehat dalam politik.
"Buku ini mengajarkan kita merefleksikan tentang politik sebenarnya apakah masih punya akan sehat atau tidak. Justru buku ini mempertanyakan di mana akal sehat itu. Maka dia mengungkap ada tidak akal sehat tersebut," kata Romo Benny.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini