"Ada sebanyak 18 adegan yang diperagakan oleh para tersangka pembunuhan," kata Kanit Reskrim III Polres Banyumas, Ipda Rizqi Adhiansyah Wicaksono kepada wartawan di lokasi kejadian, Rabu (28/8/2019).
Aksi pembunuhan ini terjadi pada Oktober 2014 dan baru terbongkar pada Kamis (22/8). Mayat korban sudah jadi kerangka ditemukan di kebun belakang rumah Misem yang berada di Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan Banyumas. Para korban merupakan tiga anak dan seorang cucu Misem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian juga peran-peran dari keempat tersangka, terutama siapa pelaku utamanya, siapa yang membantu, dan siapa yang menghilangkan barang buktinya," ujarnya.
Dia menegaskan hingga saat ini tersangka dalam kasus ini masih berjumlah empat orang yakni Saminah dan tiga anaknya yakni Irvan, Putra dan Saniah. Sedangkan Saminah merupakan anak dari Misem, pemilik rumah dan kebun lokasi pembunuhan pada 2014 silam.
"Kita tidak tahu dalam proses penyidikan nanti, sementara baru empat," jelasnya.
Dia menjelaskan jika pelaku atau tersangka utama adalah Irvan, Putra, dan Saminah. Sedangkan untuk tersangka Saniah, akan dikenakan pasal 480 karena dia hanya menjual motor dan laptop milik para korban.
"(Menurut keterangan tersangka) korban pertama yang dibunuh adalah Sugiyono, kemudian datang korban Supratno dengan mengendarai sepeda motor yang juga dihabisi di ruang tengah. Kemudian datang saudara Heri, dan terakhir adalah Pipin," jelasnya.
"Dengan pola yang sama (Aksi pembunuhan) mereka menggunakan alat yang sama berupa linggis, dan tabung gas," ujarnya.
Setelah itu, mereka menumpuk mayat-mayat tersebut di kamar tengah rumah Misem. Mereka melakukan rangkaian pembunuhan itu mulai dari pukul 14.00 hingga menjelang petang.
Mayat para korban baru dikubur pada keesokan harinya.
"Karena sudah diniatkan menghilangkan barang bukti, maka mereka mengkondisikan lubang-lubang kuburan," jelasnya.
Lubang yang disiapkan para pelaku berukuran 1,5x1,2 meter dengan kedalaman 40 cm.
"Karena memang posisi dari korban tertekuk. Korban semua sudah dalam keadaan mati lemas, karena sudah lebih dari 12 jam," ungkapnya.
Setelah itu mereka menghilangkan bercak-bercak darah di rumah.
Dari hasil pemeriksaan, pemicu utama pembunuhan ini yakni masalah waris. Masalah warisan sering memicu pertengkaran antara Saminah dengan para korban.
"Menurut keterangan dari para tersangka para korban ini sering memaki dan sering menghina dan tindakan yang menyakiti hati dari para anak-anak Saminah dan Bu Saminah itu sendiri," jelasnya.
"Karena sudah dendam sejak kecil, pada saat yang tepat mereka sudah dewasa mereka membalas dendam kepada saudara-saudaranya," tambahnya.
Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi para tersangka memperagakan bagian per bagian di dalam rumah Misem dan Saminah. Sempat diperagakan seorang warga yang mendatangi rumah tersebut karena mendengar suara gaduh.
Kemudian dua tersangka menggali tanah di belakang rumah Misem serta membawa para korbannya dengan menggunakan tikar dan dimasukkan ke dalam lubang. (arb/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini