Jakarta - Dua
capim KPK, Firli Bahuri dan Antam Novambar buka-bukaan menjawab isu miring. Perwira Polri ini menjamin integritas diri bila terpilih menjadi pimpinan KPK.
Dalam tes wawancara dan uji publik, Pansel Capim KPK menelisik isu miring berkaitan dengan para capim yang diuji.
Capim KPK Antam Novambar mengklarifikasi tuduhan soal mengancam mantan Direktur Penyidikan KPK Endang Tarsa.
"Empat tahun saya bertahan tidak pernah menjawab. Saya tidak pernah meneror Endang Tarsa. Ini ada saksinya," kata Antam yang saat ini menjabat Wakabareskrim Polri dalam tes di gedung Setneg, Jl Veteran III, Jakpus, Selasa (27/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dugaan teror ini dijelaskan Antam muncul ketika KPK menangani kasus Budi Gunawan. Antam menyebut penetapan status tersangka terhadap Budi Gunawan tak sesuai aturan hukum. Ditegaskan Antam, tak pernah ada teror ke Endang Tarsa.
Dalam tanya jawab, Antam Novambar menolak anggapan anggota Polri yang bertugas di KPK bisa memperlemah KPK. Antam menyebut opini tersebut keliru.
"Saya tidak setuju kehadiran polisi untuk memperlemah KPK. Memang yang saya rasa, KPK saat ini menggunakan opini, penggiringan opini selalu, opini bahwa polisi masuk ke sana untuk memperlemah," katanya.
Di hadapan Pansel, Antam berjanji bakal melindungi penyidik KPK dari teror. Perlindungan ini bakal diberikan Antam dengan pengalamannya di Densus 88.
"Insyaallah saya pernah di Densus juga di Ambon, di Bali, di BNPT, saya tahu bagaimana menjaga anggota-anggota saya. Saya bisa menjamin mereka tidak akan terjadi lagi, baik dari gangguan dalam atau dari luar," tegasnya.
Sedangkan terkait eksistensi KPK, Antam menyebut KPK harus dipertahankan dengan mengutamakan upaya pencegahan.
"Tidak dalam arti dibubarkan tapi yang sekarang di KPK bisa memacu kemampuan, keberhasilan Polri dan jaksa, kemampuan meningkat karena ada KPK. Kalau sudah baik bukan dibubarkan tapi tetap ada tapi tetap ada mengutamakan pencegahan, mengurangi penindakan," kata Antam.
Sementara itu, capim KPK Firli Bahuri angkat bicara soal pertemuan dengan mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) yang sempat dipersoalkan. Menurut Firli, pertemuan itu sudah diklarifikasi oleh pimpinan KPK dan tidak ada pelanggaran yang terjadi.
Penjelasan itu disampaikan Firli untuk menjawab pertanyaan anggota Pansel Capim KPK Marcus Priyo Gunarto. Marcus awalnya bertanya soal informasi Firli yang diduga melakukan pertemuan dengan TGB berkaitan kasus yang tengah ditangani KPK saat Firli masih menjadi Deputi Penindakan KPK.
"Itu sudah diklarifikasi pimpinan. Kesimpulan akhir adalah tidak ada pelanggaran," kata Firli saat tes wawancara.
Kapolda Sumatera Selatan itu menyebut TGB bukan lah tersangka di KPK dan dirinya tidak melaksanakan hubungan apapun dengan TGB. Pertemuan itu, kata Firli, terlaksana karena Danrem 162/Wira Bhakti saat itu, Kolonel Inf Farid Ma'ruf, yang menghubungi TGB.
Selain itu, Firli Bahuri membantah menerima gratifikasi penginapan hotel di Lombok, NTB. Firli menegaskan pembayaran penginapan dilakukan istrinya sebesar Rp 55 juta.
Ketua Pansel Capim KPK Yenti Garnasih bertanya tentang informasi soal dugaan Firli menerima gratifikasi penginapan hotel selama dua bulan. Yenti ingin Firli mengklarifikasi informasi dugaan tersebut.
"Jadi tidak benar kalau saya dapat gratifikasi karena menginap di hotel. Saya punya harga diri," kata Firli.
"Saya tidak akan korbankan integritas saya. Sudah 35 tahun saya jadi polisi," imbuh dia.
Firli menjelaskan saat itu menginap di hotel karena anaknya masih duduk di sekolah dasar, tapi dirinya pindah dinas ke Jakarta. Firli sempat menjabat Kapolda NTB.
"Maaf saya tidak pernah dibayari orang. Kenapa Kapolda bayar sendiri? Karena ini contoh memberantas korupsi. Memberantas korupsi harus dari kepala sampe ekor, jadi kepalanya bersih dulu," jelas Firli.
Selain itu, Firli membantah tidak patuh menyetorkan LHKPN di KPK. Istrinya disebut juga mempunyai usaha bisnis yang patuh membayar PBB dan pajak usaha.
"Kalau dikatakan saya yang tidak taat LHKPN, saya bisa buktikan. Ini sudah declare tahun 2017 ada datanya, tahun 2018 juga ada. Saya tidak tau beritanya dari mana dan ini juga sudah tahun 2019," tegas Firli.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini