"Generasi muda kini memiliki kontribusi yang besar terhadap perjalanan bangsa, untuk itu harus selalu kritis terhadap kondisi kebangsaan kita, khususnya pada sistem tata negara, konstitusi, serta implementasinya," ujar Cahyono di Hotel Santika, Jakarta (24/8/2019) kemarin.
Hal ini, kata Cahyono, berkaitan dengan salah satu tugas MPR yang secara eksplisit muncul dalam UUD MD3 Pasal 5, yakni MPR harus menyerap aspirasi dari berbagai lapisan masyarakat salah satunya para mahasiswa ini, agar sistem nilai luhur bangsa sejalan dengan kebutuhan zaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan adanya kegiatan ini, saya menjadi mahasiswa yang sesat, sesat dalam artian pada jalan yang benar, karena tidak umum ya mahasiswa bisa mengikuti lomba debat, drafting konstitusi, dan karya tulis ilmiah," sebutnya.
"Kalau enggak MPR melaksanakan agenda ini bagaimana mahasiswa bisa mengasah pikirannya mengasah otaknya untuk memberikan sumbangsih terhadap negara Indonesa ke depan lebih maju," imbuhnya.
Dia menilai setiap orang yang berkuasa saat ini pada waktunya akan meninggalkan jabatannya. Untuk itu, para generasi muda harus siap menjadi penerus dalam menentukan langkah negara ke depan, khususnya dalam mengawal konstitusi.
"Jadi kita harus mensyukuri pertemuan kali ini, kita adalah orang pilihan yang diharapkan negara untuk berkontribusi agar negara Indonesia ke depan lebih maju. Kalau bukan kita siapa lagi. Maka dari itu, semoga perbedaan perbedaan yang ada bisa dipersatukan," tegasnya.
Sebagai informasi, seluruh gagasan dan pemikiran peserta Pekan Konstitusi 2019 nantinya akan di dokumentasikan serta dijadikan masukan kepada MPR, khususnya Lembaga Badan Pengkajian MPR dalam menjalankan salah satu tugasnya, yaitu mengkaji sistem ketatanegaraan serta implementasi UUD. (ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini