Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Trenggalek Agus Setyono mengatakan pada tahun ini jumlah peserta yang mengikuti festival mencapai 58 grup, terdiri dari 36 grup kategori umum, SD/ MI 6 peserta, tingkat SMP/ MTS 7 peserta, dan tingkat SMA/MA/ SMK 9 peserta.
"Untuk kategori umum ada 9 dari luar kota, sedangkan 25 grup dari lokal Trenggalek," kata Agus, Jumat (23/8/2019).
Agus menambahkan, festival jaranan ini rutin digelar setiap untuk memeriahkan HUT RI serta Hari Jadi Kabupaten Trenggalek. Tahun ini festival jaranan telah memasuki tahun ke-24.
Pihak panitia membagi seni jaranan yang ditampilan dalam dua kategori yakni Turangga Yaksa dan Jaranan Non Turangga Yaksa. Mereka akan saling beradu koreografi hingga kekompakan.
Nantinya dari seluruh penampilan peserta akan dipilih 10 penyaji terbaik Turangga Yaksa dan 10 penyaji terbaik non Turangga Yaksa, 2 penata tari dan 2 penata iringan untuk kategori umum.
Sedangkan di kategori pelajar dalam festival ini nantinya akan dipilih 5 penata tari tingkat SD, SMP dan SMA/ SMK/ MA, 5 penata iringan tingkat SD, SMP dan SMA/SMK/MA.
Agus melanjutkan, festival jaranan ini merupakan salah satu upaya pelestarian kesenian jaranan yang ada di Trenggalek dan sekitarnya. Terlebih Trenggalek memiliki kekhasan dalam berkesenian jaranan yakni Turangga Yaksa.
"Bagi Trenggalek itu seni jaranan telah mendarah daging," imbuhnya.
Selain itu festival jaranan tersebut diharapkan membawa dampak positif untuk perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Trenggalek
Sementara itu Sekda Trenggalek, Joko Irianto, mengatakan festival jaranan terbuka ini merupakan salah satu rangkaian agenda memperingati Hari Jadi ke-825 Trenggalek.
"Kita harus bersyukur karena ditengah kemajuan zaman dan teknologi, kesenian jaranan tetap eksis di wilayah Trenggalek," imbuhnya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini