"Banyak transmigran sukses, karena mereka bisa berpikir di luar rata-rata orang biasa," ujar Eko dalam keterangannya, pada Selasa (20/8/2019).
Eko juga mengatakan bahwa pengusaha di zaman revolusi industri 4.0 saat ini dipermudah dengan fasilitas teknologi serba canggih. Hal ini membuka peluang bagi pengusaha-pengusaha kecil untuk terus berinovasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eko mengakui banyak pengusaha yang menjadikan kelemahan infrastruktur desa sebagai kendala membuka peluang usaha. Padahal menurutnya, seorang pengusaha harus mampu membaca setiap kesempatan dari kekurangan dan kelemahan.
"Kuncinya sekarang semua bisa jadi kesempatan. Saya pernah datang ke desa di Gorontalo dan Jambi yang desanya begitu miskin, tidak ada infrastruktur. Saya diajak ke desa wisata yang jalannya rusak dan becek, tapi kreatif. Dia (pengusaha) beli Jeep Willys, jadi masuk ke desanya dijadikan atraksi. Hotelnya dibikin kayak tenda, cuma kamar mandinya bagus," ungkapnya.
Selain cara berpikir, menurut Eko, seorang pengusaha tidak boleh merasa puas atas capaian yang telah didapat. Menurutnya, perasaan puas bagi seorang pengusaha adalah awal dari kemunduran.
"Saya yakin generasi muda Indonesia sekarang ini berani. Mau usaha apa aja sekarang bisa," ujarnya
Eko mengucapkan hal tersebut di hadapan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) se-Provinsi Bali saat membuka seminar Soft Skill Entrepreneur di Harris Sunset Road Bali pada Senin (19/8/2019).
Untuk mengetahui informasi lainnya dari Kemendes PDTT klik di sini. (ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini