Petugas menyatakan, semburan api tersebut berasal dari gas alam. Gas yang keluar dari tanah tersebut kemudian terbakar, dimungkinkan karena suhu udara yang panas akibat musim kemarau. Semburan tersebut dipastikan tidak berbahaya dan akan habis dalam waktu dekat.
"Tadi kita melakukan pengecekan langsung ke lokasi ditemukannya semburan api. Kondisi (semburan) gas sudah terbakar, sehingga kita hanya melakukan pengecekan secara visual," ujar Puguh Dwi Hartanto, petugas Cabang Dinas ESDM Wilayah Solo, Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, seusai melakukan pemeriksaan dilokasi, Senin (19/8/2019).
Puguh menerangkan, berdasarkan kedalaman sumur bor tempat keluarnya api yang hanya berkisar 50 meteran, disimpulkan lokasi tersebut bukan reservoir gas. Karena reservoir gas hanya ditemukan pada kedalaman 200 meter lebih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semburan gas ini, lanjut Puguh, dimungkinkan karena wilayah tersebut dulunya merupakan rawa-rawa. Proses ratusan tahun membentuk gas, yang kemudian terjebak oleh beberapa lapisan sedimen. Kumpulan gas ini kemudian bisa merembes keluar karena wilayah tersebut dibangun sumur bor.
"Insyaallah tidak membahayakan, karena fenomena ini bersifat lokal. Fenomena yang sama pernah terjadi di Wonogiri pada tahun 2015, lalu di Purworejo tahun 2016," ujarnya.
(bgk/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini