"Pertama sebenarnya bisa ditangani dari awal, ketika memang dalam proses ini polisi bisa tegas dalam memberikan perlindungan terhadap mahasiswa Papua," kata Koordinator Kontras Surabaya Fathkul Choir saat dihubungi detikcom, Senin (19/8/2019).
"Kenapa kita melihat dalam konteks ini polisi tidak tegas. Pertama ada rumor isu yang berkembang terkait dengan soal rusaknya bendera itu. Kemudian ketika ormas mengepung, melakukan pelemparan dan lain sebagainya, ujaran kebencian, ini tidak ada tindakan apapun dan terkesan dibiarkan begitu saja," ujar Fathkul.
Catatan yang kedua, kata Fatkhul, Kontras menyayangkan apa yang mereka sebut penangkapan 43 mahasiswa Papua oleh polisi dianggap berlebihan.
"Kedua, proses penangkapan dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap sejumlah mahasiswa papua ini sangat berlebih kami melihatnya. Harusnya yang dilakukan polisi memberikan jaminan perlindungan kepada teman-teman Papua. Tidak kemudian melakukan penangkapan dengan cara-cara menggunakan kekuatan yang berlebihan," lanjut Fatkhul.
Fatkhul menambahkan kontras terus melakukan pendampingan kepada sejumlah mahasiswa Papua yang saat itu diamankan di Polrestabes Surabaya.
"Ya dalam beberapa hari ini kita melakukan pendampingan. Ketika mereka ditangkap dan di-BAP di Polrestabes Surabaya, kita juga melakukan pendampingan," tandas Fatkhul.
Simak Video "Wiranto Instruksikan Pengusutan Tuntas Insiden di Papua & Jatim"
(fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini