"Selaku Gubernur Papua saya mengajak para Gubernur, Bupati, dan Walikota di seluruh Indonesia untuk ikut melakukan pembinaan terhadap pelajar atau mahasiswa Papua di wilayah masing-masing, sebagaimana kaml juga bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan kepada pelajar, mahasiswa, masyarakat Papua yang berasal dari luar Papua," ucap Lukas Enembe, saat jumpa pers di Gedung Negara Jayapura, Minggu (18/8/2019).
.
Gubernur juga meminta kepada masyarakat non-Papua di seluruh wilayah Indonesia agar tetap menjaga harmoni dan kerukunan. Dia meminta tak ada diskriminasi dari penduduk lokal ke mahasiswa Papua yang sedang mengemban ilmu di tanah Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lukas juga meminta pemerintah untuk mencegah adanya insiden kericuhan seperti di Surabaya di masa yang akan datang. Sebagai anak bangsa, lanjut Lukas, sudah komitmen bersama sebagal anak bangsa untuk mewujudkan Indonesia yang damal, berdaulat secara politik, mandiri secara ekonoml dan beretika secara budaya.
Ricuh mahasiswa Papua terjadi di Malang pada 15 Agustus kemarin. Mahasiswa asal Papua di Malang bentrok dengan warga dan pengguna jalan simpang empat Jalan Kehidupan dan Basuki Rahmat. Para mahasiswa yang hendak menggelar demo dianggap mengganggu lalu lintas.
Setelah itu, ricuh juga terjadi di Asrama Mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kalasan Surabaya, berlangsung pada Sabtu (17/8), sore. Polisi berencana menjemput mahasiswa asal Papua di asrama terkait insiden pembuangan bendera merah putih. Namun, sudah 1 jam ditunggu, mahasiswa itu tak mau keluar.
Karena peringatannya tak diindahkan, polisi akhirnya memilih untuk melakukan tindakan tegas dengan menembakkan gas air mata. Terdengar ada hampir 20-an tembakan yang menggema. (rvk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini