Diselidiki Kasus Provokasi, Zakir Naik Berjam-jam Diperiksa Polisi

Round-Up

Diselidiki Kasus Provokasi, Zakir Naik Berjam-jam Diperiksa Polisi

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 18 Agu 2019 07:39 WIB
Foto ilustrasi: Zakir Naik (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta - Penceramah kontroversial Zakir Naik telah diperiksa oleh polisi Malaysia. Keberadaannya di Malaysia tengah disorot karena diduga melanggar pasal penghinaan provokatif merusak perdamaian.

Dari foto-foto media lokal Malaysia, Zakir terlihat memakai kemeja dan kopiah warna putih, duduk di dalam mobil merek Toyota Innova warna hitam saat meninggalkan markas besar Kepolisian Diraja Malaysia di Bukit Aman, Kuala Lumpur.

Dilansir The Star dan Malay Mail, Sabtu (17/8/2019), potret itu menunjukkan Zakir yang telah meninggalkan kantor polisi usai diperiksa selama tujuh jam. Zakir meninggalkan kantor polisi pada Jumat (16/8) waktu setempat hingga pukul 20.15 waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dia tidak memberikan keterangan apapun kepada media yang menunggu di luar markas kepolisian. Direktur Divisi Investigasi Kriminal (CID) pada Kepolisian Diraja Malaysia, Komisioner Huzir Mohamed, menyatakan bahwa pemeriksaan pertama yang digelar di markas besar Kepolisian Diraja Malaysia di Bukit Aman, Kuala Lumpur, diakhiri atas permintaan Zakir Naik yang ingin 'berbuka puasa'.

"Dia (Zakir Naik-red) meminta agar sesi (pemeriksaan) itu ditunda karena dia ingin berbuka puasa. Dia didampingi pengacaranya Akberdin Abdul Kader," sebut Huzir.



Zakir diduga melanggar pasal 504 Undang-Undang Pidana Malaysia, yang mengatur soal tindak penghinaan secara sengaja dengan niat untuk memprovokasi demi merusak perdamaian. Ancaman tindak pidana itu adalah dua tahun penjara. Penyelidikan dilakukan setelah polisi menerima 115 laporan soal Zakir Naik.

Zakir disorot baru-baru ini karena dia menyebut warga Hindu di Malaysia memiliki '100 kali lebih banyak hak' dibandingkan warga minoritas muslim di India. Dia juga menyebut bahwa terkadang warga Hindu di Malaysia lebih memercayai pemerintah India daripada pemerintah Malaysia sendiri. Ucapannya itu dinilai bisa memprovokasi masyarakat Malaysia. Zakir juga sempat menyerukan warga etnis China untuk 'pulang' terlebih dulu karena mereka 'tamu lama' di Malaysia.

Sebuah tayangan video yang disebarkan via WhatsApp yang menunjukkan Zakir Naik menyebut warga Hindu di Malaysia tidak mendukung Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad, tapi mendukung PM India Narendra Modi.



Zakir Naik dalam pernyataan kepada wartawan setempat sebelumnya menyebut pernyataannya itu telah 'diputarbalikkan dan dikutip secara salah demi keuntungan politik dan menciptakan keretakan komunal'.

Menindaklanjuti polemik itu, polisi akan melanjutkan pemeriksaan terhadap Zakir pada Senin (19/8) mendatang. Pemeriksaan terhadap Zakir Naik difokuskan pada dua pernyataannya yang kontroversial soal minoritas Hindu dan etnis China di Malaysia. Polisi sendiri telah menerima 115 laporan terkait Zakir.



"Kami akan melanjutkan untuk meminta keterangannya pada Senin (19/8) pada pukul 15.30 waktu setempat," imbuhnya.

Zakir Naik yang berkewarganegaraan India ini mendapatkan status permanent resident di Malaysia sejak tahun 2015. Dia diketahui menghindari otoritas India sejak tahun 2016, setelah dirinya dijerat dakwaan ujaran kebencian dan pencucian uang. Kini dengan kondisi polemik di Malaysia, banyak yang menyerukan agar Zakir dideportasi dari Malaysia atau status permanent resident-nya dicabut saja.

Halaman 2 dari 2
(dnu/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads