Zakir Naik Tak Hanya Diminta Angkat Kaki, Tapi Juga Diusut Polisi

Round-Up

Zakir Naik Tak Hanya Diminta Angkat Kaki, Tapi Juga Diusut Polisi

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 16 Agu 2019 22:13 WIB
Foto ilustrasi: Zakir Naik (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta - Penceramah kontroversial asal India, Zakir Naik, telah diminta hengkang dari Negeri Jiran. Tak berhenti di situ, Zakir naik juga diusut oleh aparat di Malaysia. Pengusutan itu akan menentukan status permanent resident yang dipunyai Zakir Naik.

Kontroversi Zakir Naik baru-baru ini dipantik oleh ujaran kontroveresialnya pada Agustus 2019 ini. Dia menyebut warga Hindu di Malaysia memiliki '100 kali lebih banyak hak' dibandingkan warga minoritas muslim di India. Dia juga menyebut bahwa terkadang warga Hindu di Malaysia lebih mempercayai pemerintah India daripada pemerintah Malaysia sendiri. Ucapannya itu dinilai bisa memprovokasi masyarakat Malaysia. Zakir juga sempat menyerukan warga etnis China untuk 'pulang' terlebih dulu karena mereka 'tamu lama' di Malaysia.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komentar Zakir Naik yang memicu kontroversi itu disampaikan saat dia berbicara dalam acara dialog keagamaan 'Executive Talk bersama Dr Zakir Naik' di Kota Baru, Kelantan pada 8 Agustus lalu. Sejumlah tokoh dan pejabat di Malaysia mengomentari, timbulah kontroversi. Ada yang setuju Zakir dideportasi, ada yang tidak.

Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia, M Kulasegaran, menyebut komentar Zakir bisa saja dimaksudkan untuk memicu keretakan di negara multi-ras ini, agar dia bisa meraih pengaruh besar di kalangan muslim. Kulasegaran menyebut Zakir tidak layak mendapat status permanent residency. Asosiasi China Malaysia (MCA) menyebut Zakir terbukti menjadi ancaman bagi keselarasan ras di Malaysia. Menteri Industri dan Perdagangan Internasional, Darell Leiking, ingin agar Malaysia mencabut permanent resident dari Zakir.

"Zakir sekarang di luar kendali dan dia telah merusak kepercayaan kita. Terlebih lagi, dia sekarang dieksploitasi oleh oposisi," kata Menteri Perumahan dan Pemerintah Lokal, Zuraida Kamaruddin, seperti dilansir media Malaysia, The Star, Jumat (16/8/2019).




Seorang politikus Malaysia dari Democratic Action Party, Andrew Chen Kah Eng, bahkan bersedia membelikan tiket sekali jalan untuk Zakir agar pergi dari Malaysia dan pulang ke India. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Malaysia Syed Saddiq Syed Abdul Rahman juga mendukung deportasi ulama asal India itu. Zakir kemudian dilarang masuk Negara Bagian Sarawak.

Negara Bagian Perlis juga menerbitkan kebijakan pelarangan ceramah untuk Zakir, padahal sedianya Zakir akan berceramah dalam acara 'Malaysia Reverts Camp 2019' yang digelar 16-18 Agustus di Perlis. Ternyata ada ratusan laporan tentang Zakir yang masuk ke kepolisian. Polisi tak mau negara multi-ras ini terganggu ceramah Zakir.

"Zakir bisa datang ke Perlis, tapi dia tidak bisa berceramah dan tindakan akan diambil terhadapnya jika dia melakukan demikian," tegas Kepala Kepolisian Perlis, Asisten Senior Komisioner Noor Mushar Mohd dalam konferensi pers terbaru di markas Kepolisian Perlis, dilansir The Star, Jumat (16/8) ini.



Giliran Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohamad, berbicara. Mahathir menyatakan bahwa status permanent resident yang dipegang Zakir akan diputuskan setelah penyelidikan kepolisian selesai. Diketahui bahwa Zakir Naik tengah diselidiki polisi atas dugaan berniat memprovokasi untuk merusak perdamaian.

"Pada saat ini, polisi sedang menyelidiki apakah dia (Zakir Naik-red) melakukannya atau tidak," ucap PM Mahathir kepada wartawan setempat.




"Jika dia dinyatakan melakukan hal-hal yang merugikan negara ini, maka akan perlu untuk mencabut status permanent residentnya," tegasnya.

Kepolisian Diraja Malaysia saat ini sedang menyelidiki Zakir naik atas dugaan melanggar pasal 504 UU Pidana Malaysia, yang mengatur soal tindak penghinaan secara sengaja dengan niat untuk memprovokasi demi merusak perdamaian. Penyelidikan dilakukan setelah polisi menerima sedikitnya 115 laporan soal Zakir Naik.




Penyelidikan Kepolisian Malaysia dilaporkan fokus pada komentar-komentar Zakir Naik soal warga etnis minoritas di Malaysia yang disampaikan dalam sebuah acara dialog keagamaan di Kelantan, pekan lalu.

"Untuk saat ini, kita serahkan kepada polisi untuk menyelidiki keseriusan pernyataan yang dia (Zakir Naik-red) sampaikan," kata Mahathir.


Zakir Naik Tak Hanya Diminta Angkat Kaki, Tapi Juga Diusut PolisiPerdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (Dok. REUTERS/Lai Seng Sin)




Pihak yang membela Zakir juga ada. Partai oposisi, Partai Islam Se-Malaysia (PAS), menyebut yang ingin Zakir dideportasi ke India adalah musuh-musuh Islam. Politikus Partai Keadilan Rakyat (PKR) Afif Bahardin mendorong warga Malaysia menerima Zakir, namun Afif mendorong Zakir meminta maaf kepada warga Malaysia dan menghentikan aktivitas kontroversialnya.
Halaman 2 dari 2
(dnu/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads