Hal ini lantaran Pemerintah Kota Tangerang berhasil melakukan terobosan dalam penyediaan sarana dan prasarana penunjang pariwisata di pusat kota. Salah satunya adalah merubah Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi Taman Tematik dan tujuan wisata.
Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) telah ditargetkan pembangunan 153 ruang terbuka hijau dengan konsep modern. Namun dalam realisasinya hingga tahun 2018 telah terbuat 165 ruang terbuka hijau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan pembuatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan perlunya penyediaan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Dengan UU tersebut, mensyaratkan bagi Pemerintah Daerah pada wilayah Kota untuk menjadikan 30 persen area dari luas wilayah menjadi RTH. Ketiga puluh persen area tersebut terdiri dari RTH publik sebesar 20 persen dan RTH privat 10 persen.
Konsep taman tematik dengan penataan RTH akan terus dilakukan hingga ke wilayah. Sehingga tak fokus di pusat kota tetapi juga ada potensi lainnya di wilayah sesuai dengan karakter setiap kecamatan.
RTH yang awalnya sebagai paru - paru kota kini juga memiliki manfaat lainnya yakni pusat edukasi bagi masyarakat. Banyak pelajar yang datang untuk mempelajari inovasi penataan lingkungan untuk kemudian di terapkan di rumah.
Hingga saat ini, Pemkot Tangerang terus mengajak warganya untuk sadar betapa pentingnya menghijaukan lingkungan di sekitar hunian dan lingkungannya sendiri.
"Jadi tidak lagi hanya menghasilkan oksigen namun juga menghasilkan sumber makanan bagi masyarakat. Kita ingin lingkungan kumuh itu disulap menjadi wisata kota yang kemudian juga mampu mengangkat ekonomi warga sekitar," tutur Arief.
Walikota menegaskan, semakin dikenalnya sejumlah event kegiatan yang digelar pemkot hingga mendatangkan wisatawan daerah dan asing, menandakan jika promosi dan upaya menjadikan kota ini layak dikunjungi telah memperoleh hasil yang bagus.
Konsep taman tematik dengan penataan RTH akan terus dilakukan hingga ke wilayah. Sehingga tidak hanya fokus di pusat kota. Tetapi juga ada potensi lainnya di wilayah sesuai dengan karakter setiap kecamatan.
Sebut saja Kampung Bekelir yang sudah lama dikenal, lalu Kampung Batik, Kampung Markisa, Kampung Tanah Tinggi, Taman Infomratika, hingga Kampung Herbal Gerendeng Pulo di RW 09 Kelurahan Gerendeng.
"Keberagaman di setiap wilayah adalah potensi untuk bisa dikembangkan. Inovasi dan terobosan melalui program Tangerang Berbenah dengan cara mendorong peran warga untuk menjadikan wilayahnya tempat destinasi wisata dan edukasi sehingga memiliki manfaat akan terus dilakukan. Banyak sudah taman tematik juga yang terbangun di pemukiman," ujar Arief.
Kampung tematik yang kini juga masuk dalam bagian destinasi wisata baru Kota Tangerang adalah bagian dari edukasi kepada pengunjung yang datang.
Misalnya di kampung hidroponik dan Grenpul, warga yang datang tak hanya melihat saja tetapi juga untuk dicontoh dan diterapkan di rumahnya masing-masing. Sehingga program Tangerang berkebun dalam memanfaatkan lahan kosong dan terbatas bisa terlaksana dengan baik.
"Kita ingin kelompok-kelompok masyarakat di tiap lingkungan bisa berpartisipasi aktif dalam mewujudkan tatanan yang sudah menjadi perumusan kota sehat. Kami pengen program kampung kita ini ada di tiap-tiap RW yang didukung oleh semua OPD dan melibatkan kelompok masyarakat lainnya," ucap Arief. (idr/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini