"Di Kalimantan Tengah dari awalnya 69 menjadi 82 titik hotspot. Kemudian yang di Kalimantan Barat dari 120 menjadi 419 titik hotspot. Sedangkan yang lainnya Kalimantan Selatan, Jambi, Riau dan Sumatera Selatan mengalami penurunan," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (12/8/2019).
Dedi menuturkan petugas harus berulang kali melakukan pengecekan di lapangan. Petugas tak boleh hanya mengandalkan data dari satelit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena tingkat keakuratan dari satelit itu 50%, jadi harus ada patroli terpadu untuk mengecek titik hotspot yang dicurigai sebagai tempat kebakaran hutan maupun lahan," jelas Dedi.
Dedi mengimbau agar perusahaan-perusahaan yang mengelola lahan riskan terbakar untuk mengedepankan tanggung jawab dan fungsi kontrol
"Tidak boleh melepas tanggung jawab dari area lahannya yang menjadi kontrol pertanggungjawaban. Dia harus memastikan ketersediaan air dan memiliki SOP apabila terjadi kebakaran, lahan langkah-langkah apa yang harus dilakukan," tegas Dedi.
Tonton Video Karhutla Terjadi Lagi di Konawe, 98 Hektare Lahan Hangus:
(aud/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini