Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak, Erika Mardiyanti di Sungai Raya, menyatakan titik panas tersebut diketahui berdasarkan pengolahan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dari 11 hingga 12 Agustus 2019. Dari data Lapan itu, titik panas terbanyak di Kabupaten Sanggau, yakni 308 titik panas.
Sementara itu, di tempat terpisah, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyatakan pihaknya berencana memundurkan jam belajar tanpa meliburkan aktivitas belajar di kota itu karena dampak kabut asap akibat karhutla.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan memantau terus perkembangan kondisi udara, sebab kondisi asap masih belum stabil antara pagi, siang dan malam," kata Edi yang dilansir Antara, Senin (12/8/2019).
Dia menjelaskan, pihaknya akan melihat situasi sebelum mengambil keputusan. Menurutnya, jika pagi hari kondisi asap sangat pekat jam belajar akan dimundurkan tanpa meliburkan siswa sehingga aktivitas belajar mengajar tetap berjalan.
Pihaknya juga akan mengurangi jam belajar siswa di sekolah bila kondisi udara masih diselimuti asap. Namun, apabila kualitas udara sudah masuk kategori sangat tidak sehat, aktivitas belajar-mengajar siswa di sekolah akan diliburkan.
"Harapan kita mudah-mudahan tidak berdampak pada aktivitas pendidikan karena sangat merugikan kita semua," tutur Edi.
Tonton video Akibat Karhutla, Kabut Asap Selimuti Pekanbaru:
(rvk/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini