Mereka bercerita jika aksi penganiayaan itu terjadi sangat cepat, sesaat memasuki Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo Banyuwangi. Bagaimana ceritanya?
Wigun (27) warga Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi bercerita jika dirinya bersama dengan rekan seperguruan silat PSHT mengikuti latihan bersama di Kecamatan Songgon. Sepulangnya dari acara tersebut, rombongan melintas kembali ke jalan yang dilintasi saat berangkat.
Saat memasuki balai desa Sukorejo sekira pukul 18.30 Wib, Minggu (4/8) kemarin, mereka kemudian diserang oleh warga dengan bersenjatakan kayu balok, clurit dan parang.
"Saat itu saya langsung di serang. Dipukul kayu sama parang saya tersungkur dan kepala saya robek. Ada jahitan 8 karena robeknya sekitar 10 sentimeter," ujarnya kepada detikcom, Jumat (9/8/2019).
Wigun mengakui jika dirinya bersama dengan rekan-rekannya memang melakukan konvoi. Saat itu rombongan yang diikuti ya itu berjumlah 50 orang lebih. Dirinya mengaku menggeber gas motornya agak keras.
"Ya namanya konvoi pasti bareng gitu. Mbyeler gas-nya sedang-sedang. Tidak keras. Yang melakukan pengeroyokan itu ada sekitar 30 orang," tambahnya.
Hal yang sama dialami oleh Rochman (17). Dirinya mengaku ditusuk di bagian punggung bagian kanan. Luka kecil itu terlihat dijahit. Dirinya saat itu juga sedang melakukan konvoi bersama dengan rekan-rekannya di PSHT. Tak tahu sebabnya, dirinya kemudian diserang dengan cara membabi buta.
"Iya saya diserang. Kemudian saya lari. Tapi pas lari terasa seperti perih di punggung. Dan ternyata saya ditusuk pakai pisau kecil," tambahnya.
Hingga saat ini tercatat 4 orang dari anggota PSHT Banyuwangi mengalami luka-luka. Kebanyakan mereka mengalami luka memar dan bocor. Mereka meminta keadilan dari aparat kepolisian atas kasus yang menimpa mereka.
Tonton Video Massa Diduga dari Perguruan Silat Rusak Rumah Warga di Banyuwangi:
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini