"Dalam politik, sah-sah saja mau ada poros mana pun gitu ya. Kan partai politik di Indonesia ini sekarang banyak, ada lebih dari 13 kalau nggak salah. Jadi kalau ada yang ingin bikin poros-porosan, ya, silakan saja," kata Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Ia mengatakan, saat Pilpres 2019, muncul friksi tajam di masyarakat. Irma menyinggung soal politik identitas yang menguat selama kontestasi Pilpres 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kalau yang friksinya tidak terlalu tajam, oke sajalah. Tapi kalau friksinya yang terlalu tajam itu harus benahi diri dulu deh. Benahi diri dulu bagaimana sikapnya terhadap NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika," ucapnya.
"Jadi hilangkan dulu politik identitasnya, barulah gabung dengan kita begitu. Kalau nggak, hancur nanti NKRI ini," imbuh Irma.
Sebelumnya, Wakil Ketua Bidang Advokasi DPP Gerindra Hendarsam Marantoko berbicara soal peluang terbentuknya poros Teuku Umar-Kertanegara. Hendarsam menyoroti kehangatan yang ditunjukkan Megawati dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Prabowo selama kongres berlangsung. Dia memandang tiga orang tersebut punya semangat sama dalam membangun bangsa.
"Prabowo datang ke Kongres PDIP, tampaknya poros TK (Teuku Umar-Kertanegara) akan terbentuk secara alamiah," ujar Hendarsam, Kamis (8/8).
"Kehangatan yang diperlihatkan oleh Ibu Megawati dan Pak Jokowi kepada Pak Prabowo Subianto menyiratkan adanya semangat yang jelas dari 3 tokoh politik paling sentral di Indonesia untuk bersama-sama membangun bangsa (di dalam ataupun di luar pemerintahan)," katanya.
Tonton juga video PDIP Sindir NasDem yang Mau Boyong Risma ke Pilkada DKI:
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini