Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yudian Wahyudi, mengatakan keputusan ini merupakan hasil musyawarah Forum Rektor PTKIN di Jakarta pada 29 Juli lalu. Kemudian dipertegas dalam FGD di Yogyakarta, 5 Agustus kemarin.
Forum Rektor PTKIN, kata Yudian, menyepakati dua nama untuk diajukan menjadi calon Menag. Calon pertama adalah dirinya selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga, calon kedua adalah Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Fauzul Iman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudian menuturkan inisiatif para rektor PTKIN menyodorkan nama kepada Presiden Jokowi berangkat dari keprihatinan atas kondisi Kementerian Agama saat ini. Selain itu, para rektor PTKIN juga terkesan menolak dipimpin menteri dari unsur partai politik.
"Anda tahu kan kasus hari ini yang sedang melilit Kementerian Agama, jual-beli jabatan, itu. Nanti kalau (Menag dari) orang partai, saya mohon maaf, yang jadi menteri itu orang yang tidak profesor-doktor, apa kejadiannya?" tutur Yudian.
Forum Rektor PTKIN, lanjut Yudian, yakin Presiden Jokowi akan menerima masukan tersebut. Apalagi Presiden Jokowi memang sedang mencari kalangan profesional untuk mengisi jabatan menteri di Kabinet Kerja jilid II periode 2019-2024.
"Sekarang kita muncul dari (lingkungan) Kementerian Agama. Kalau bicara Kemenag, rektor-rektor inilah yang profesional, kira-kira begitu. Sekarang mau ditanya apanya? Gelarnya sudah lewat, pengalaman memimpin ada, ya kan," ungkapnya.
Meski demikian, Forum Rektor PTKIN menyerahkan keputusan akhir kepada Presiden Jokowi. Sebab, mereka menyadari pembentukan kabinet adalah hak prerogatif seorang pemimpin negara.
"Itu hak prerogatif presiden. Tapi yang paling penting kita punya moral force untuk dikatakan kepada siapa pun di republik ini. Kami (rektor di lingkungan) Kementerian Agama tidak mau dipimpin orang partai," tutupnya. (ush/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini