"Tadi pagi saya mengunjunginya. Saya penasaran, pejabat datang ke saya mengatakan (tentang) Gua Ek Leuntie. Saya ingin sekali ke situ," kata Doni dalam sambutannya di Kantor Gubernur Aceh di Jalan Teuku Nyak Arief, Banda Aceh, Rabu (7/8/2019).
Doni berkunjung ke Gua Ek Leuntie pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB. Dia berangkat ditemani Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek serta sejumlah pejabat terkait. Perjalanan dari Banda Aceh ke lokasi sekitar satu jam dengan mobil.
Di lokasi, Doni bersama rombongan masuk ke dalam gua. Dia juga mendapat penjelasan soal jejak tsunami yang ada di gua tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Gua itu) menunjuk bukti sejarah, fakta, bahwa gempa dan tsunami ini peristiwa berulang," jelas Doni.
Baca juga: Gempa Magnitudo 5,4 Terjadi di Sabang Aceh |
Menurutnya, gua itu juga menjadi saksi bisu saat tsunami 2004 lalu memporak-porandakan Aceh. Doni berpesan kepada masyarakat tidak menempati bangunan-bangunan yang mudah rusak agar tahan saat bencana.
"Kita bertanggung jawab menyampaikan pesan kepada generasi ke depan," ungkap Doni.
Sekadar informasi, tsunami yang memporak-porandakan Aceh bukan hanya terjadi pada 26 Desember 2004 saja. Jauh sebelum itu, sekitar 7400 tahun silam, provinsi berjuluk Serambi Mekkah juga pernah diterjang gelombang dahsyat.
Peneliti Universitas Syiah Kuala, Nazli Ismail, mengatakan, jejak tsunami di Gua Ek Leuntie diketahui berdasarkan hasil temuan Unsyiah dengan Nanyang Technological University (NTU) Singapore. Tim peneliti berhasil mengidentifikasi lapisan-lapisan pasir yang mengendap akibat tsunami ribuan tahun lalu.
"Misteri kedahsyatan tsunami tahun 2004 di Aceh mulai terpecahkan melalui temuan besar ini dan sudah dipublikasikan di Nature Communications," kata Nazli dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (2/8/2017).
Menurutnya, sangat sulit untuk memprediksi secara tepat kejadian tsunami besar berikutnya setelah tsunami 2004. Sebab periode kejadian tsunami di masa lalu juga tidak beraturan. Pemerintah perlu meningkatkan upaya penyadaran masyarakat terhadap ancaman bahaya tsunami melalui pendidikan.
"Gua Ek Leuntie merupakan situs yang dapat dijadikan sebagai tempat pembelajaran tentang kebencanaan dan Unsyiah berharap keberadaan gua tsunami tersebut dapat dilestarikan," ungkapnya.
Melihat Lagi Dahsyatnya Tsunami Aceh 2004:
(agse/fdu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini