Kepala BNPB Kunjungi Gua Jejak Tsunami Aceh 7.400 Tahun Lalu

Kepala BNPB Kunjungi Gua Jejak Tsunami Aceh 7.400 Tahun Lalu

Agus Setyadi - detikNews
Rabu, 07 Agu 2019 13:08 WIB
Foto: Kepala BNPB Letjen Doni Monardo Gua Ek Leuntie di Lhoong (dok. BPBA)
Banda Aceh - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen (TNI) Doni Monardo mengunjungi Gua Ek Leuntie di Lhoong, Aceh Besar. Gua itu disebut menyimpan jejak-jejak tsunami Aceh sekitar 7.400 tahun silam.

"Tadi pagi saya mengunjunginya. Saya penasaran, pejabat datang ke saya mengatakan (tentang) Gua Ek Leuntie. Saya ingin sekali ke situ," kata Doni dalam sambutannya di Kantor Gubernur Aceh di Jalan Teuku Nyak Arief, Banda Aceh, Rabu (7/8/2019).

Doni berkunjung ke Gua Ek Leuntie pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB. Dia berangkat ditemani Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek serta sejumlah pejabat terkait. Perjalanan dari Banda Aceh ke lokasi sekitar satu jam dengan mobil.

Di lokasi, Doni bersama rombongan masuk ke dalam gua. Dia juga mendapat penjelasan soal jejak tsunami yang ada di gua tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari Gua Ek Leuntie, Doni kemudian menggelar pertemuan di Kantor Gubernur Aceh. Pertemuan itu dihadiri Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, TNI-Polri, pihak BPBD serta unsur terkait lainnya.

"(Gua itu) menunjuk bukti sejarah, fakta, bahwa gempa dan tsunami ini peristiwa berulang," jelas Doni.

Menurutnya, gua itu juga menjadi saksi bisu saat tsunami 2004 lalu memporak-porandakan Aceh. Doni berpesan kepada masyarakat tidak menempati bangunan-bangunan yang mudah rusak agar tahan saat bencana.

"Kita bertanggung jawab menyampaikan pesan kepada generasi ke depan," ungkap Doni.

Sekadar informasi, tsunami yang memporak-porandakan Aceh bukan hanya terjadi pada 26 Desember 2004 saja. Jauh sebelum itu, sekitar 7400 tahun silam, provinsi berjuluk Serambi Mekkah juga pernah diterjang gelombang dahsyat.

Peneliti Universitas Syiah Kuala, Nazli Ismail, mengatakan, jejak tsunami di Gua Ek Leuntie diketahui berdasarkan hasil temuan Unsyiah dengan Nanyang Technological University (NTU) Singapore. Tim peneliti berhasil mengidentifikasi lapisan-lapisan pasir yang mengendap akibat tsunami ribuan tahun lalu.

"Misteri kedahsyatan tsunami tahun 2004 di Aceh mulai terpecahkan melalui temuan besar ini dan sudah dipublikasikan di Nature Communications," kata Nazli dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (2/8/2017).

Menurutnya, sangat sulit untuk memprediksi secara tepat kejadian tsunami besar berikutnya setelah tsunami 2004. Sebab periode kejadian tsunami di masa lalu juga tidak beraturan. Pemerintah perlu meningkatkan upaya penyadaran masyarakat terhadap ancaman bahaya tsunami melalui pendidikan.

"Gua Ek Leuntie merupakan situs yang dapat dijadikan sebagai tempat pembelajaran tentang kebencanaan dan Unsyiah berharap keberadaan gua tsunami tersebut dapat dilestarikan," ungkapnya.


Melihat Lagi Dahsyatnya Tsunami Aceh 2004:

[Gambas:Video 20detik]



(agse/fdu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads