Salah seorang putra Mbah Moen, Majid Kamil MZ, mengaku keluarga memang tidak mendapatkan wasiat khusus dari sang kiai terkait lokasi pemakaman jika sewaktu-waktu wafat. Namun banyak orang dekat Mbah Moen yang menyampaikan bahwa semasa hidupnya Mbah Moen sempat berkata ingin dimakamkan di Mekah.
"Lewat orang dekatnya, beliau mengatakan kepingin meninggal di Mekah. Makanya dari sini juga keluarga yang tadinya ini banyak saran untuk diambil saja ke Indonesia, tapi keluarga hati-hatinya melihat itu juga, mantapnya dimakamkan di Mekah," kata Kamil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya lokasi wafat yang disebut Kamil menjadi keinginan Mbah Moen. Hari Selasa, menurutnya, juga merupakan hari yang paling digemari oleh Mbah Moen dan disebut-sebut sebagai hari yang memang diinginkan Mbah Moen.
"Dan harinya pun hampir tahulah, hari Selasa. Memang Mbah Moen memprediksi hari Selasa. Semasa hidupnya Mbah Moen selalu membahas soal Selasa. Memang, dari orang-orang, beliau ingin meninggal di Mekah dan hari Selasa. Dan ini juga bertepatan dengan hari Selasa," imbuhnya.
Putra Mbah Moen lainnya, Taj Yasin, menyebutkan ayahandanya semasa hidup sering membahas soal hari Selasa. Ketika berdakwah menyebut hari Selasa adalah hari penyempurnaan. Dalam proses pembentukan bumi oleh Allah SWT, penyempurnaan bumi dilakukan pada hari Selasa dengan menggunakan ilmu.
"Ya memang seperti yang didhawuhkan (diperintahkan) beliau. Pada pembangunan dunia ini ada dua tahapan, yang mana tahapannya pertama adalah hari Ahad sama Senin. Tahap kedua adalah penyempurnaan, dan bumi ini disempurnakan dengan ilmu, maka dimulailah ilmu itu hari Selasa dan Rabu," kata Wakil Gubernur Jateng tersebut.
Sementara itu, semalam, selepas salat Magrib, ribuan orang memadati setiap lorong yang ada di kawasan Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang. Mereka datang dari berbagai daerah untuk mengikuti salat gaib dan tahlil bersama.
Said Aqil: Mbah Moen 'Paku Bumi' Indonesia:
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini