Seperti dilansir AFP, Selasa (6/8/2019), pria bernama Cesar Sayoc menangis saat vonis terhadapnya dijatuhkan dalam persidangan di New York pada Senin (5/8) waktu setempat.
Sayoc yang berusia 57 tahun ini pernah bekerja sebagai pengantar pizza dan menjadi DJ di klub tari telanjang serta menjadi body builder. Dia juga diketahui tinggal di sebuah truk berwarna putih yang dipenuhi stiker pro-Trump dan anti-Demokrat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus Sayoc ini memicu perdebatan soal ekstremisme di era Trump, yang semakin meningkat pada akhir pekan lalu dengan dua penembakan massal di Texas dan Ohio yang menewaskan total 31 orang dan melukai puluhan orang lainnya.
"Sifat dan situasi dari kejahatan ini pada hakikatnya mengerikan," sebut hakim distrik setempat, Jed Rakoff, saat membacakan putusan.
Pada Maret lalu, Sayoc mengaku bersalah atas 65 dakwaan terkait 16 paket bom yang dikirimkannya dari kantor pos Florida kepada politikus terkemuka Demokrat dan kantor media terkemuka AS, CNN, di Manhattan, New York.
Dalam persidangan, Sayoc mengakui dirinya membuat bom rakitan itu dari bahan-bahan seperti pipa plastik, jam alarm digital yang dipasangi kabel listrik, kembang api dan serpihan kaca.
Hadir dalam persidangan dengan memakai blazer, kemeja, dan dasi, Sayoc membacakan pernyataannya yang menyatakan dirinya 'sangat menyesal atas apa yang terjadi'. "Saya akan meminta maaf kepada korban seumur hidup saya," ucapnya.
Sedikitnya ada 13 paket berisi bahan peledak berupa bom pipa rakitan yang dikirim Sayoc ke sejumlah politikus dan tokoh yang kebanyakan dibenci para pendukung Trump karena sikap kritis mereka terhadap Trump. Beberapa di antaranya adalah Obama, Hillary Clinton, mantan Wakil Presiden AS Joe Biden, mantan Direktur CIA John Brennan, hingga miliarder George Soros, dan aktor Hollywood Robert De Niro.
Tidak ada paket bom itu yang meledak dan tidak ada paket yang diterima langsung oleh para politikus maupun tokoh itu. Namun aksi Sayoc ini sempat memicu kepanikan selama dua minggu dan memanaskan ketegangan politik menjelang pemilu sela pada November 2018 lalu.
(nvc/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini