Demikian dikatakan Gus Hayattullah Maki, santri Mbah Moen yang menemani selama di Mekah sejak keberangkatannya dari Semarang, Jawa Tengah.
"Selama di sini banyak sekali tamu, banyak sekali dikunjungi orang," kata Gus Hayat saat ditemui di kompleks Masjid Al-Muhajirin, tempat memandikan jenazah Mbah Moen, Selasa (6/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Mereka yang berkunjung dari para jemaah yang sedang berhaji, duta besar, hingga para kiai yang merupakan santri beliau.
Tak pelak, ketika kabar wafatnya Mbah Moen menyeruak, para petugas haji, jemaah, dan kiai langsung datang untuk melayat.
Mereka berdatangan mulai dari Rumah Sakit An Noor, tempat pemandian jenazah di kompleks Masjid Al-Muhajirin, dan tempat persemayaman di kantor Daker Mekah di daerah Syisah, hingga sang guru dikebumikan di tempat pemakaman Al Ma'la, yang merupakan pemakaman tertua di Kota Mekah.
Mereka rela antre untuk bisa menunjukkan rasa duka serta mendoakan dan menyalatkan pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, tersebut. (ash/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini