"Ekskavasi dilakukan dengan memperluas penggalian ke utara. Harapannya nanti menemukan muara atau ujung saluran air," kata Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Pasuruan Ika Ratnawati, Senin (5/8/2019).
Ekskavasi hari ini merupakan lanjutan dari ekskavasi yang sudah dilakukan pada Desember 2018. Pada ekskavasi sebelumnya, petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya Jatim, sudah menggali di 15 titik. Ke-15 titik tersebut tersambung satu dengan yang lain membentuk saluran air kuno. Struktur bangunan dibangun dari batu bata merah.
"Ekskavasi melanjutkan penggalian dari titik ke ke-15 sebelumnya. Rencananya sampai 4 hari ke depan. Pihak BPCB nanti akan melaporkan hasilnya. Hari pertama ini, temuannya saluran air tertutup tersambung dengan yang sebelumnya," terangnya.
Ekskavasi tahap dua ini melibatkan 8 petugas dari BPCB, 5 dari Disbudpar Kabupaten Pasuruan dan pemerintah desa.
"Pemerintah desa dilibatkan dalam ekskavasi. Kami dan warga sangat mendukung. Semoga segera ditemukan muaranya," kata Kades Candiwates Ahmad Irfan.
Selama sekitar 9 bulan sejak ekskavasi pertama, kata Irfan, pemerintah desa menutup areal ekskavasi. Pemerintah desa juga bertanggungjawab menjaganya.
"Kami menjaganya selama ini. Alhamdulillah tak ada kerusakan akibat ulah manusia," terangnya.
Berdasarkan yang terlihat selama ekskavasi, secara umum kondisi bangunan saluran air masih utuh. Terdapat beberapa kerusakan namun bisa dipugar karena modelnya sudah ditemukan.
Saluran air kuno ini berada pada kedalaman 80 centimeter hingga 1 meter di bawah tanah. Bangunan yang ditemukan berpangkal di Jalan Dusun Kalongan di sisi selatan memanjang ke utara dan belum diketahui muara atau ujungnya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini