"Boleh (hewan ternak keluar dari Dusun Grogol dan diperjualbelikan), kan sudah selesai (pemberian vaksin di wilayah terpapar antraks)," ujar Kepala DPP Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto saat ditemui detikcom di Kantor DPP Kabupaten Gunungkidul, Senin (5/8/2019).
"Tapi tetap masih kita awasi ketat, dan kalau ada kejadian lagi (sapi terkena bakteri antraks) yang tidak boleh keluar (dari Dusun Grogol)," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terus tanggal 6 dan 7 Agustus akan dilakukan lagi pengambilan sampel tanah di (Dusun) Grogol oleh BBVET (Balai Besar Veteriner) Wates. Sampel tanah selanjutnya diuji lab (laboratorium) oleh BBVET," kata Bambang.
"Uji lab itu untuk melihat perkembangannya, sudah ada kemajuan atau belum (kondisi Dusun Grogol pasca terpapar antraks)," imbuhnya.
Bambang menambahkan pada tanggal 7 hingga 9 Agustus BBVET akan kembali mengambil sampel di tempat penampungan hewan ternak. Mengingat sudah banyak hewan ternak yang siap dijual ke luar Gunungkidul menjelang Idul Adha.
"Karena seperti (penampungan hewan ternak) di Dusun Lemahbang, Desa Mulusan, Paliyan itu ada 160-200 sapi yang akan dikirim ke Jakarta dan Bandung. Yang dari Semin juga, ada 78 ekor sapi yang siap dikirim baik ke DIY dan Solo," ujarnya.
Tak hanya itu, 186 ekor sapi dan 80 ekor kambing di penampungan hewan ternak yang berlokasi di Kecamatan Playen juga siap dikirim ke Jakarta dan DIY. Bahkan, di Desa Bejiharjo sudah ada 60 ekor sapi yang menjalani pemeriksaan dan siap dikirim ke DIY.
"Jadi bisa dibilang minat hewan ternak asal Gunungkidul masih banyak dan tidak terpengaruh oleh isu antraks," ujarnya. (bgk/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini