"Usahakan suasana jangan dibuat ramai. Jika stres hewan (kurban) bisa kalap dan ngamuk," katanya saat mengisi 'pelatihan penyembelihan hewan dan penanganan daging kurban yang higienis', yang diikuti oleh pengurus takmir se Jateng-DIY di Fakultas Peternakan UGM, Selasa (30/7/2019).
Untuk menghasilkan daging kurban yang baik, Hanung menyarankan penitia bisa mengupayakan hewan kurban tidak dalam kondisi stres saat disembelih. Salah satu caranya dengan memisahkan dari rekannya saat proses pemotongan, supaya hewan tersebut tak mencium bau amis darah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain tidak membuat hewan kurban stres, Hanung juga menyarankan agar hewan kurban dipuasakan selama kurang lebih 12 jam sebelum disembelih. Cara ini efektif untuk mempermudah proses penyembelihan. "Pemuasaan sangat efektif agar hewan kurban tidak agresif," sebutnya.
Selanjutnya, penyembelih hewan kurban disarankan bisa memotong tiga saluran di leher bagian depan. Tiga saluran tersebut yakni saluran nafas, makanan, dan pembuluh darah arteri karotis dan vena jugularis. Proses penyembelihan jangan sampai memutus saluran sumsum tulang belakang.
"Tidak boleh (saluran sumsum tulang belakang) putus karena kepentingan pemompaan darah agar cepat keluar. Apabila terputus darah akan banyak menumpuk sehingga daging lebih mudah membusuk," ujarnya.
Sementara Peneliti Ilmu dan Teknologi Daging Higienis Fakultas Peternakan UGM, Rusman, menuturkan proses penyembelihan dan pemotongan hewan kurban yang benar bisa menghasilkan daging yang aman, sehat, utuh, dan higienis (ASUH).
Namun, lanjut Rusman, hewan kurban yang disembelih saat kondisinya stres justru akan menghasilkan daging yang kurang enak. Kondisi daging yang kurang baik terlihat dari warna daging setelah dipotong. "Warna daging (kurang baik warnanya) agak gelap dan pucat," pungkas dia.
Simak Juga 'Tips Menyembelih Hewan Kurban Agar Dagingnya Sehat':
(ush/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini