Salah satu koordinator dan inisiator alumni Smala Hana Budiono mengatakan secara pribadi ia telah mengikuti Surabaya Marathon yang kedua kali. Namun untuk tahun ini, ia sengaja berinisiatif mengajak teman-teman sekolahnya juga.
"Saya pribadi ikut yang kedua kalinya dan karena saya merasakan manfaatnya, senangnya dan hebohnya. Saya kemarin ikut berdua dengan satu teman saya dari SMA 5 angkatan 1981. Kemudian berdua kita kompor-komporin teman-teman yang lain untuk ikut marathon," kata salah satu peserta Surabaya Marathon 2019, Hana kepada detikcom, Minggu (4/8/2019).
Hana menambahkan, pada Surabaya Marathon ini, dia berhasil mengajak 45 teman-temannya. Ke-45 teman-temannya ini bahkan rela datang dari berbagai daerah, bahkan dari Balikpapan dan Kalimantan.
"Alhamdulillah yang ikut ini ada 45 teman kita dari Smala Surabaya angkatan tahun 1981. Alumni Smala ini datang dari berbagai daerah, saya datang dari Jakarta, Pak Heru ini datang dari Banyuwangi, ada teman dari Bandung, Jogja, dari Balikpapan dan beberapa kota. Surabaya juga ada sekitar 15-an lah," tukas Hana.
"Kalau bareng ada unsur kegembiraan. Gembira itu di olah raga itu penting sekali. Jadi olahraga itu suatu keharusan dan fun dan harus juga ada style. Jadi gayanya itu penting. Jadi tadi lihat kan kita kaosnya sama dengan panitia. Karena kita lihat temannya yang mana. Dari 6.000 kalau kaosnya sama, mana tahu kita itu teman. Sedang matanya kita sudah kayak gini. Nggak ketemu," tambah Hana.
![]() |
Saat ditanya berapa usia rata-rata para alumni Smala saat ini? Hana mengaku dirinya dan teman-temannya ini sudah berusia 57 tahun. Meski begitu, mereka sanggup menuntaskan rute marathon sampai garis finish.
"Ayo tebak berapa usia kita? Usianya kita sudah 57 tahunan loh. Jadi, kita ini rata-rata lahir tahun 1962," beber Hana.
Sementara itu salah satu alumni Smala dr Heru Purnomo Setiawan mengungkapkan, olahraga khususnya lari bagi orang-orang dengan usia seperti mereka sangat membantu dalam kesehatan. Di antaranya adalah mencegah osteoporosis dini dan membuat daya pacu jantung lebih sehat.
"Yang jelas mengurangi osteoporosis-lah, dengan berolahraga otomatis kalsium itu meningkat ya. Sehingga kita mencegah osteoporosis dini. Kalau kita diam saja ndak ada kalsium di tubuh itu menurun dan mengakibatkan osteoporosis dini. Selain itu untuk kesehatan jantung terjaga dan terpacu untuk kesehatan kita," terangnya.
Meski begitu, untuk mengikuti Surabaya Marathon, teman-temannya telah mempersiapkan fisik dan latihan secara teratur. Persiapan itu bahkan dilakukan sejak 2 bulan sebelum ajang berlangsung.
"Sebelumnya 2 bulan sudah diworo-woro sama teman-teman kita kemudian dianjurkan untuk ikut yang 5 KM saja. Ya kita ada waktu selama 2 bulan itu ya berlatih ya jalan cepat, lari paling nggak seminggu sekali bareng-bareng sama teman," ujarnya.
"Surabaya Marathon 2019 ini memotivasi kita untuk berolahraga. Inisiatornya ya Bu Hana ini. Sambil kita juga bisa bersilaturahmi dengan teman-teman, hebohnya, terus keguyuban antar alumni Smala ini tetap terjalin lah. Jadi sangat luar biasa, saya ucapkan untuk bu wali kota untuk rekan-rekan sejawat semua. Alhamdulillah kita yang sudah usia 57 ini masih bisa ikut berpartisipasi di Surabaya Marathon 2019 ini," tandas Heru. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini