"Tradisi ini dilakukan setiap menjelang panen. Tungguk tembakau adalah tradisi yang dilakukan warga saat memulai panen tembakau," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali, Darmanto, di sela-sela kegiatan tungguk tembakau, Sabtu (3/8/2019).
![]() |
Acara di awali dengan kirab budaya membawa hasil bumi, gunungan tembakau, gunungan hasil bumi dan gunungan nasi kuning beserta lauk pauknya. Gunungan tersebut dibawa ke makam Gunungsari yang ada di puncak sebuah bukit di lereng Gunung Merbabu itu.
Setelah melalui prosesi ritual dan doa bersama, dilanjutkan makan bersama dari gunungan nasi yang dibawa.
![]() |
Sejumlah gunungan, antara lain gunungan daun tembakau, gunungan hasil bumi dan gunungan nasi kuning dibawa turun. Gunungan itu dikirab menuju lapangan desa setempat yang berada di Dukuh Brajan, Desa Senden, lokasi utama festival tungguk tembakau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kirab budaya itu diikuti ratusan warga berpakaian tradisional Jawa dan diiringi sejumlah kesenian tradisional. Mereka berjalan dari makam Gunungsari hingga ke lapangan desa. Rangkaian kegiatan festival tungguk tembakau ini juga dimeriahkan oleh sejumlah pertunjukan kesenian.
![]() |
Sementara itu salah seorang petani setempat, Sarbani, mengatakan harga tembakau saat ini cukup bagus. Dia berharap, nantinya harganya bisa mencapai Rp 80.000 untuk tembakau rajangan kering.
Tonton Video Panen Raya, Harga Tomat Terjun Bebas:
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini