Paniknya Anak-anak di Pandeglang Diguncang Gempa M 6,9 Saat Mengaji

Paniknya Anak-anak di Pandeglang Diguncang Gempa M 6,9 Saat Mengaji

Jefrie Nandy Satria - detikNews
Sabtu, 03 Agu 2019 10:33 WIB
Ustaz Sawiri yang merasakan gempa saat gelar pengajian. (Jefry/detikcom)
Pandeglang - Gempa magnitudo 6,9 yang berpusat di Banten menyisakan cerita masyarakat saat melakukan evakuasi. Salah seorang warga Pandeglang bernama Sawiri mengatakan dirinya merasakan guncangan gempa saat menggelar pengajian di Kampung Karoya, Kecamatan Mandalawangi.

"Saya saat kejadian di sini waktu pas lagi mengajar ngaji ya sama anak-anak dan keluarga di rumah. Setelah itu, ada getaran mungkin yang pertama itu masih belum tinggi ya, belum keras, dan melihat keluarga pada ke luar akhirnya kita juga sama anak-anak yang lagi mengaji kita ikut keluar sambil panik akhirnya kita menyelamatkan diri masing-masing," kata Sawiri di Desa Panjang Jaya, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Sabtu (3/7/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang kerap disapa 'Ustaz' itu menuturkan dia merasakan gempa sebanyak dua kali. Sebanyak 30 anak yang sedang mengikuti pengajian ikut berlarian dan menangis menyelamatkan diri.

"Kalau yang pertama itu rendah ya. Dua kali guncangan. Kedua kali guncangan itu tinggi ya getarannya. Anak-anak yang ngaji ya sekitar kampung sini saja. Kira-kira 30 (anak yang mengaji). Umurnya kira-kira sekitar 15 tahun. Kalau sekolah kira-kira sekitar SMP ya, SMK. Jadi nggak langsung lari. Kita rasain dulu kirain apa gitu ya. Setelah 5 detik, baru kita lari," ucapnya.

Kerusakan pascagempa di Pandeglang.Kerusakan pascagempa di Pandeglang. (Jefry/detikcom)


Sawiri menyebut beberapa anak yang menyelamatkan diri mengalami luka ringan. Rumah yang ditinggali Sawiri juga rusak dan sementara harus tinggal di tempat dia melaksanakan pengajian.

"Luka parah nggak ada ya. Kalau luka ringan hanya lecet mungkin ada anak-anak. Kira-kira 3 orang. Hanya lecet saja itu. Kemudian ada yang jatuh ya. Kalau luka berat alhamdulillah nggak ada. Habis selesai gempa kira-kira 5 menit saya tengok ternyata ambruk," terangnya.



Dia memperkirakan kerugian akibat kerusakan bangunan rumahnya berkisar Rp 30 juta. Sawiri berharap pemerintah segera mengirim bantuan dan membangun tempat tinggalnya kembali.

"Nyampe 30 (juta rupiah). Harapan saya sih ya kepada pemerintah ya mudah-mudahan secepat mungkin agar memberikan bantuan kepada yang kena musibah, baik di lokasi sini ataupun lokasi lainnya, gitu ya agar kami bisa cepat membangun rumah kembali dan secepatnya kami bisa menempati rumah kali kembali. Karena selama ini kami belum bisa balik lagi ke posisi semula karena dikhawatirkan bangunan yang mengkhawatirkan ya. Jadi sementara kami tinggal di majelis ini," kata Sawiri.

Gempa M 6,9 sebelumnya mengguncang Banten pada Jumat (2/8) malam. Gempa juga disertai peringatan potensi tsunami.

Peringatan dini potensi tsunami kemudian diakhiri. Peringatan tersebut diakhiri setelah menunggu 2 jam dari waktu perkiraan terakhir, yaitu pukul 19.35 WIB. Gempa juga dimutakhirkan menjadi M 6,9.


Bupati Pandeglang Usai Gempa: Beberapa Rumah Runtuh, Tak Ada Korban (idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads