"Waktu tsunami itu jelas banget trauma. Kan waktu itu nggak ada gempa tiba-tiba. Itu kita ketakutan," ujar salah satu warga Panimbang, Kalim, saat berbincang dengan detikcom di Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019).
Dia mengatakan rumahnya berada tepat di pinggir pantai. Saat tsunami terjadi tahun lalu, dia mengatakan turut menjadi salah satu korban yang berhasil selamat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalim juga menceritakan warga lainnya turut berlarian ke luar rumah saat gempa terjadi. Ada yang berlarian dan ada yang menggunakan kendaraan.
Warga lainnya, Wangiti, mengatakan dirinya dan warga sekitar rumahnya panik begitu ada peringatan potensi tsunami. Ditambah, saat gempa, aliran listrik di sekitar Panimbang dan Sukaresmi padam.
"Langsung panik semua menyelamatkan diri. Kondisi mati lampu tambah panik," kata warga Desa Sidamukti ini.
Wangiti mengaku masih trauma karena pernah terjadi tsunami tanpa diawali gempa tahun lalu. Wangiti mengatakan dirinya melarikan diri menggunakan sepeda motor.
"Masih terasa trauma, sekeluarga dibawa semua naik motor langsung lari," ucap Wangiti.
Namun, begitu peringatan tsunami dicabut oleh BMKG, sebagian warga memilih kembali ke rumah. Dia menyebut ada juga warga yang memilih tinggal di kantor kecamatan dan kembali saat pagi hari.
"Separuhnya pada pulang, separuh kayak saya takut ada gempa susulan," ujarnya.
Simak Video "139 Rumah Rusak dan 1 Orang Tewas Akibat Gempa M 6,9"
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini