Badai terjadi di area Kaldera Bromo atau lautan pasir. Kekeringan membuat pasir Bromo mudah berterbangan. Terlebih, angin juga kerap berhembus kencang di musim kemarau.
Kencangnya angin sesekali menyapu pasir sehingga tampak seperti badai. Kejadian tersebut terbilang mengganggu wisatawan Gunung Bromo. Pengunjung bisa menghirup udara bercampur pasir jika tidak mengenakan masker saat badai terjadi.
Seperti yang dirasakan Khusnul, salah seorang wisatawan Bromo. Ia mengaku diterpa angin kencang bercampur pasir. Beruntung ia mengenakan kacamata dan masker. Sehingga pasir yang tersapu angin tidak sampai terhirup.
"Karena sudah dapat informasi sebelumnya dari media. Ya saya sudah siapkan kacamata dan masker sebelum ke Bromo. Syukur bisa tak terpapar abu," kata Khusnul, Jumat (2/8/2019).
Cerita senada juga disampaikan wisatawan lainnya, Andi. Menurutnya, angin kencang bercampur pasir itu tidak membahayakan pengunjung. Namun cukup mengganggu kenyamanan saat wisatawan hendak menikmati panorama Bromo dengan lautan pasirnya.
"Dibilang bahaya ya tidak juga, tapi sedikit mengganggu saja. Biasanya bisa menikmati Bromo dengan leluasa. Tapi karena ada angin bercampur pasir ini jadi kurang nyaman liburannya," ujar Andi.
Tak hanya terjadi badai pasir, suhu di Bromo juga semakin dingin sejak musim kemarau. Oleh karenanya, pengunjung diimbau agar tidak lupa mengenakan sarung tangan dan jaket.
Simak Juga 'Musim Kemarau Perparah Badai Pasir di Gunung Bromo':
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini