Yunita Wulansari, Kepala Seksi Kelembagaan dan Pengembagangan Sumber Daya Manusia Dinas Kehutanan Jawa Timur, mengatakan upaya menekan ketergantungan pada hutan dilakukan dengan memperkuat kemitraan bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan Kelompok Tani Hutan (KTH). LMDH dan KTH difasilitasi untuk melakukan inovasi agar bisa memanfaatkan potensi hutan tanpa merusak hutan.
"Kita harus memperkuat kemitraan. Karena kita nggak bisa langsung bilang nggak boleh misal ada kelompok masyarakat yang sudah bertahun-tahun memanfaatkan secara langsung hasil hutan. Kita harus memberikan alternatif pada mereka. Kita juga libatkan aktivis," kata Yunita di Sanggar Indonesia Hijau (Si Hijau) Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jumat (2/8/2019).
Dia menjelaskan kawasan hutan dibagi menjadi hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi. Di ketiga kawasan ini, masyarakat bisa memanfaatan lahan namun harus menyepakati sarat dan ketentuan berlaku.
Di hutan konservasi saratnya lebih ketat, misalnya hanya untuk kawasan edukasi, wisata alam seperti spot-spot foto. Di hutan lindung, persyaratan lebih longgar. Masyarakat bisa mendirikan bangunan non permanen dan tak diperbolehkan mengubah fungsi hutan.
"Dengan memberikan mereka kesempatan untuk mengelola objek wisata alam, atau mereka berada dalam kompleks wisata alam, bisa jual makanan, itu kan mengurangi mereka tergantung pada kawasan. Kalau sudah bisa seperti itu fungsi kawasan hutan akan kembali sepenuhnya," terang Yunita.
Yunita menjelaskan, kerusakan hutan terutama di kawasan Arjuno-Welirang lebih banyak disebabkan kebakaran. Kebakaran disebabkan faktor alam dan ulah manusia.
"Masih ada pembuatan arang di atas yang bisa picu kebakaran. Kalau pembuatan arang. Sudah banyak yang ditangkap. Tapi memang masih ada, tapi nggak masif. Api unggun pendaki juga sering memicu kebakaran. Untuk pendaki kami sudah tekankan pada mereka sebelum naik agar menjaga hutan dari kebakaran dan sampah," terangnya.
Aktivis dari Sanggar Indonesia Hijau (Si Hijau) Purwodadi, Sugiarto, mengapresiasi upaya yang dilakukan Dinas Kehutanan Jatim. Menurut dia, penguatan kemitraan dengan masyarakat sekitar hutan akan mengurangi potensi kerusakan hutan akibat ulah manusia.
"Beberapa hari lalu kami kumpulkan KTH dan LMDH se Kabupaten Pasuruan untuk menyamakan visi, bahwa hutan harus dimanfaatkan dengan bijak. Hutan adalah masa depan kita yang harus kita wariskan dalam kondisi lestari ke anak cucu," kata Sugiarto.
(fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini