.webp)
Arief Poyuono tiba dengan mobil Toyota Innova hitam berpelat nomor B-1499-KMW, Kamis (1/8/2019) pukul 12.14 WIB. Mengenakan kemeja batik dan celana jins, Poyuono langsung bergegas ke situation room Kantor Staf Presiden, Gedung Bina Graha, Jakarta Pusat.
"Makan siang," kata Poyuono menjelaskan maksud kedatangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berselang 45 menit kemudian, Poyuono selesai bertemu dengan Moeldoko. Dia menyebut pertemuannya dengan Moeldoko bersifat pribadi.
"Makan siang aja, makan urap dan tahu dan tempe bacem," katanya.
Partai Gerindra turut menanggapi pertemuan Poyuono dengan Moeldoko. Gerindra meminta publik tak berprasangka.
Ketua DPP Partai Gerindra Habiburokhman meminta kunjungan Poyuono ke Istana tidak disalahartikan. Menurutnya, Arief Poyuono memang kerap bertandang ke kompleks Istana sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Saya sudah cek beliau, itu makan siang gratis, jadi salah itu idiom 'tak ada makan siang gratis'," kata Habiburokhman.
Habiburokhman sedih jika makan siang Poyuono di kompleks Istana diartikan yang lain-lain. Lagi pula, katanya, makan siang bersama bisa meredakan ketegangan seusai pemilu.
"Kalau Pak Arief nggak boleh makan siang, kasihan sekali, nanti bisa kurus dia. Makan siang bersama itu kan bagus, meredakan ketegangan pasca-pemilu kemarin," ucap Habiburokhman.
Lalu, apakah benar Poyuono dan Moeldoko hanya sebatas makan siang gratis? Poyuono menegaskan agendanya dengan Moeldoko memang hanya makan-makan, tak ada pembahasan politik, termasuk tentang tawar-menawar jabatan.
"Nggak ada (bahas koalisi). Kan dia sahabat saya, Pak Moeldoko. Sudah lama nggak ketemu. Makan siang aja. Ada kok WA-nya. Dia ngajak makan siang aja. Lama nggak ketemu. Nggak ada (tawaran masuk KSP)," sebut Poyuono.
Simak Juga 'Teka-teki di Balik Pertemuan Poyuono dan Moeldoko di Istana':
Halaman 2 dari 2
