Sebelumnya, Solo pernah menjadi tuan rumah pada 1985 saat muktamar kedua. Sedangkan kembali terpilihnya Kota Solo sudah ditentukan sejak muktamar sebelumnya.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dahlan Rais, mengatakan muktamar ke-48 mengambil tema 'Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta'. Hal ini terkait dengan gerakan Muhammadiyah yang semakin mendunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Meredam Gejolak Oposisi di Muhammadiyah |
Sebagai permulaan, pihaknya akan melakukan soft launching logo Muktamar Muhammadiyah ke-48 besok, Rabu (31/7). Acara ini sebagai langkah awal sekaligus sosialisasi kepada masyarakat.
"Besok logo muktamar akan kami luncurkan dalam soft launching. Ini sebagai warming up untuk pelaksaan tahun depan," katanya.
Dalam peluncuran logo besok, akan hadir Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjanah, Djohantini, serta jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Rektor UMS selaku tuan rumah, Sofyan Anif mengaku tengah melakukan persiapan untuk menyongsong Muktamar Muhammadiyah. Antara lain dia membangun gedung baru di kawasan Edupark UMS.
"Kita beri nama Gedung Edutorium, yang nantinya akan digunakan sebagai lokasi muktamar. Ini menampung 8.500 orang," ujarnya.
Gedung baru ini disebut-sebut bakal mirip dengan Allianz Arena, Munich, Jerman. Sebanyak Rp 266 miliar dikucurkan untuk pembangunan ini.
"Ini kita target selesai akhir tahun 2019. Sebenarnya target awal selesai Februari 2020, tapi kontraktor bersedia mempercepat pengerjaan," kata Sofyan.
Kawasan sekitar Edupark pun akan dioptimalkan agar bisa menampung peserta muktamar maupun masyarakat umum. Diperkirakan ada sekitar 1 juta orang yang bakal menghadiri acara tersebut. (bai/bgs)