"KPK sedang terus menelusuri aliran dana selain yang mengalir pada para tersangka yang sudah diproses saat ini," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan, Selasa (30/7/2019).
Febri mengatakan saat ini pihaknya masih mencermati peranan berbagai pihak dalam kasus dugaan suap perizinan Meikarta. Menurut Febri, ada beberapa cabang aliran dana untuk memuluskan perizinan Meikarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, dia belum menyebut berapa lagi dugaan duit suap yang masih belum terungkap. "Tentu semua itu bergantung pada kecukupan bukti yang terus akan kami lihat dalam proses berjalan," ucap Febri.
Dua tersangka baru terkait kasus dugaan suap perizinan Meikarta itu adalah eks Presiden Direktur Lippo Cikarang Bartholomeus Toto dan Sekda Jawa Barat Iwa Karniwa. Keduanya dijerat dalam dua perkara berbeda.
Toto dijerat KPK sebagai tersangka karena diduga memberi suap kepada eks Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin. KPK menduga Toto merestui pemberian duit Rp 10,5 miliar kepada Neneng untuk memuluskan perizinan Meikarta.
Sementara itu, Iwa ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menerima suap Rp 900 juta. Duit itu diduga terkait pengurusan Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten Bekasi.
Penetapan dua orang ini merupakan pengembangan dari kasus suap Meikarta yang telah diproses sebelumnya. Pada kasus sebelumnya, ada sembilan orang yang ditetapkan sebagai tersangka, termasuk Neneng Hasan yang kini sudah divonis bersalah semuanya.
Sekda Jabar dan Eks Presdir Lippo Cikarang Jadi Tersangka Suap Meikarta:
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini