Berbeda dengan Wapres JK, Ryamizard mengusulkan agar tidak ada perubahan istilah yang memakai Bahasa Sanskerta. Alasannya banyak tempat di Indonesia yang masih melestarikan bahasa Hindu kuno tersebut.
"Nanti jangan dipelintir-pelintir. Kalau menurut saya tetap sajalah, ada Bahasa Indonesia, ada (Bahasa) Sanskerta," ujar Ryamizard usai ziarah di Makam Taman Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta, Selasa (30/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ryamizard, masing-masing daerah di Indonesia memiliki bahasa khasnya masing-masing. Ia mencontohkan di wilayah Sumatera ada yang berbahasa Batak, dan ada bahasa khas yang menyerap Sanskerta.
"Di Sumatera itu banyak juga (yang menggunakan) bahasa Batak, di Palembang itu juga Bahasa Sanskerta juga itu, di Sriwijaya sana. Jadi biarkan saja," tuturnya.
Sementara saat ditanya soal banyaknya alutsista TNI yang memakai istilah Sanskerta, Ryamizard tak mempermasalahkannya. Ia menjelaskan sudah ada lembaga bahasa yang menangani hal itu.
"Kita kan ada lembaga bahasa, bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Jerman macam-macam itu, belajar di situ," pungkas dia.
Permintaan itu disampaikan JK saat memberikan selamat pada peraih penghargaan Satya Lencana Karya Bhakti Praja Nugraha atau penghargaan untuk kepala daerah berprestasi. JK mengaku kesulitan menyebutkan nama penghargaan itu secara benar.
"Saya ingin sampaikan ucapan selamat dan apresiasi kepada saudara bupati, wali kota, dan gubernur yang hari ini mendapat penghargaan Satya Lencana Karya Bhakti Praja Nugraha. Susah sekali menyebutkannya," ujar JK saat memberikan sambutan dalam acara 'Indonesia International Smart City Expo and Forum 2019' di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (17/7). (ush/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini