"Saya pikir orang bicara seperti itu, cuma kegalauan saja. Kalau dibandingkan Surabaya ya beda. DKI kan ibu kota, kalau sebagai ibu kota, anggaran tinggi," ucap Ketua Fraksi Gerindra, Abdul Ghoni, saat dihubungi, Senin (29/7/2019) malam.
Menurut Ghoni, persoalan menjadi masalah lama. Bahkan, oleh gubernur-gubernur sebelum Anies Baswedan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, Anies sedang memabangun Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara. Ghoni menyebut, pembangunan ITF menjadi solusi meningkatnya jumlah sampah.
"Pas tahun 2004 saya kan anggota dewan, saya juga menawarkan dulu kan zamannya Pak Sutiyoso, itu nggak banyak, hapir Rp 2,5 sampai Rp 3 t, selesai, itu 4 ribu sampai 5 ribu ton (per hari), sekarang kan sampai 7 atau 8 ribu (ton per hari). (TPA) Bantargebang kan sudah overload. Salah satu jalan kan membuat ITF di utara, barat, timur, selatan, juga kita cari," kata Ghoni.
Sebelumnya, Risma mendapat kunjungan rombongan dari DKI Jakarta. Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapem Perda) DPRD dan Pemda DKI Jakarta datang ke Kota Pahlawan untuk studi banding soal pengelolaan sampah.
Besari Barus menyampaikan, tempat pembuangan sampah di Bantargebang Kota Bekasi akan overload pada 2021. Sementara Pemprov DKI baru berencana membangun TPA pada tahun 2020.
"Apakah Ibu Risma mau kita boyong ke Jakarta dalam waktu dekat? Masalah sampah ini bisa terselesaikan kalau Pilkada mendatang Bu Risma pindah ke Jakarta," kata Bestari yang disambut tepuk tangan peserta studi banding di Ruang Sidang Balai Kota Surabaya, Senin (29/7/2019).
Bahkan, Besari juga mengkritik Pemprov DKI Jakarta. Yakni soal jumlah anggaran yang terbilang besar namun masalah sampah di ibukota masih menjadi PR besar.
"Anggarannya 4 kali lipatnya dari Surabaya ini," lanjut Besari.
Tonton juga video Melihat Eks Lokalisasi yang Disulap Risma Jadi Kebun Anggrek:
(aik/fdu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini