Langkah ini dengan memetakan daerah-daerah mana saja yang masih memiliki sumber air. Nantinya, akan dilakukan pengeboran untuk dijadikan sumur. Hal ini ditempuh agar di tahun-tahun berikutnya, kekeringan di beberapa daerah bisa dikurangi.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Suban Wahyudiono mencontohkan saat dirinya ke Sampang, memang ada daerah yang dibor hingga 75 meter namun tak kunjung keluar air.
"Jangka panjang itu kita juga telah di Sampang kemarin, di desa Karang Penang ada salah satu pondok sampai diliburkan gak ada air. Saya tanya pak kiai ini tidak ada air. Katanya orang sini ngebor sampai 70 meter gak tembus," kata Suban di Surabaya, Minggu (28/7/2019).
Suban pun menambahkan mengatasi hal ini, pihaknya bekerja sama dengan dinas-dinas terkait. Hal ini untuk dilakukan pengeboran dengan mengirim geolistrik untuk mencari sumber air.
"Kita sudah koodinasi seijin pak sekda mana-mana yang dipetakan kordinasi dengan cipta karya, Dinas ESDM untuk melakukan pengeboran. Setelah di Bondowoso dropping air kemarin bu Gubernur memerintahkan ESDM di Bondowoso dan langsung mengirim geolistrik untuk mencari sumber air di sana," papar Suban.
Baca juga: Malang Selatan Mulai Alami Krisis Air Bersih |
Suban berharap langkah ini bisa mengurangi kekeringan di kemudian hari. Namun, dia mengakui jika di beberapa wilayah di Jatim memang ada daerah yang tidak memiliki sumur. Untuk itu, pihaknya telah menyiapkan sejumlah antisipasi agar masyarakat tak kekurangan air bersih untuk memasak, mandi, hingga air minum.
"Maka pemprov memberi upaya, langkah strategis sesuai perintah gubernur, sejak tanggal 10 Ibu Gubernur sudah membuat surat imbauan kepada bupati dan wali kota untuk segera membuat kesiapsiagaan dalam rangka ancaman kemarau. Kedua, OPD di Jatim juga melakukan kordinasi ke pemda dan memetakan ancaman kekeringan 2019," pungkasnya.
Tonton video Kemarau Tiba, Jokowi Minta Jajarannya Antisipasi Dampak Kekeringan:
(hil/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini